Hidayatullah.com– Pimpinan Yayasan Perguruan Islam As-Syafi’iyyah KH. Abdurasyid Abdullah Syafi’i menyatakan bahwa kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu merupakan karunia dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
“Tepat sekali jika parade tauhid ini digelar untuk mensyukuri karunia itu, sebagaimana firman Allah, ‘Sungguh wahai hamba-hamba-Ku seluruhnya –termasuk bangsa Indoensia—jika kalian mensyukuri nikmat-Ku, niscaya aku akan tambahkan nikmat-Ku untukmu’,” kata Abdurasyid saat menyampaikan orasi dalam gelaran Parade Tauhid Indonesia, di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ahad, (16/08/2015).
Abdurasyid mengatakan bahwa mensyukuri nikmat Allah adalah dengan menggunakan seluruh karunia Allah untuk taat kepada-Nya, bakti kepada-Nya dan beribadah kepada-Nya. Dan jangan berbuat sebaliknya, sebab manakala berbuat sebaliknya maka diancam oleh Allah, “Jika kamu kufur dan ingkar ketahuilah siksa-Ku amat pedih.”
Karena itu, kata Abdurasyid, jika umat dan bangsa Indonesia mengharap karunia Allah turun, resepnya pun telah Allah berikan sebagaimana dalam firman-Nya, “Apabila penduduk negeri –termasuk rakyat di Indonesia, mampu merawat dan menjaga iman yang puncaknya adalah kalimat tauhid laaillahaillallah.”
“Manakala orang merawat dan menjaga imannya dengan baik kemudian senanatiasa taat beribadah kepada Allah, serta bertakwa kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya maka, Allah akan membukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi,” ujar Abdurasyid.
Abdurasyid mengatakan bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wa Salam pernah bersabda, “Paling afdhol (utama,red) apa yang aku katakan dan perkataan paling utama yang dikatakan oleh seluruh nabi dan rasul yaitu kalimat laaillahaillallah wahdahu laasyarikalah lahulmulku, artinya tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, bagi Allah kerajaan..,”.
“Kerjaan Allah adalah tujuh lapis langit dan bumi beserta seluruh isinya. Itulah kerajaan Allah yang Maha Agung dan Allah yang menciptakan itu semua,” imbuh Abdurasyid.
Kemudian, lanjut Abdurasyid, walaahul hamdu yuhyiwayumitu wahuwa ‘alakulli syaiin qadir yang artinya adalah dan bagi Allah segala puji, Allah yang menghidupkan dan mematikan, dan Allah atas segala sesuatu yang Maha Kuasa.
“Perlu diketahui bahwa tantangan saat ini semakin berat. Jadi, mari wahai umat Islam kita bersatu di bawah kalimat laaillahaillallah,” demikian Abdurasyid.*