Hidayatullah.com- Tokoh Cendekiawan Muda Muslim Indonesia Dr. Adian Husaini mengatakan bahwa di dalam pembukaan ‘aqaid nasafiyah (kitab aqidah tertua) disebutkan sebab manusia meraih ilmu ada tiga hal.
Pertama, pertama melalui panca indera (mengajarkan ilmu yang empiris), kedua akal dan khabar shaddiq .
Adian menjelaskan mengenai kabar shaddiq, di mana kabar shaddiq dibagi menjadi dua macam, yaitu berita benar yang bukan dari wahyu dan kita yakini secara massal misalnya yakin presiden pertama kita Bung Karno, berita tentang siapa nama orangtua kita meski tanpa harus melalui tes DNA dan sebagainya.
Dan khabar shaddiq kedua adalah berita benar yang berasal dari wahyu misalnya yaitu berita tentang surga dan neraka, kisah Nabi terdahulu, kisah Iblis dan sebagainya.
“Itu khabar shadiq beritanya pasti dan ilmu pengetahuan yang memastikan yang bersifat mutlak,” ujarnya ujar Adian dalam bedah buku berjudul ‘LGBT Di Indonesia, Perkembangan dan Solusinya” di Kantor INSIST Jalan Kalibata, Jakarta, Ahad (20/09/2015) siang.
Adian menambahkan bahwa dalam aqidah Islam sudah menentukan itu semua, tidak membeda-bedakan antara ilmu agama dengan pengetahuan umum, karena semuanya itu menjadi satu sumber ilmu yang diakui dalam Islam.
Karena itu, sebenanrnya tidak ada istilah dikotomi antara Islam dengan ilmu pengetahuan, bakhan Islam sendiri itu menyangkut ilmu pengetahuan yang harus disatukan.
“Pemikiran yang mengatakan bahwa ilmu pengetahuan dengan agama itu berbeda dan dipisahkan itu konsep yang keliru,” demikian tandasnya.*