Hidayatullah.com–Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin mengajak umat Islam merayakan pergantian tahun baru menuju 2016 secara sederhana atau jauh dari unsur hura-hura berlebihan.
“Mengajak masyarakat dan bangsa untuk meningkatkan rasa syukur menyongsong 2016 dengan semangat optimisme tinggi. MUI mengimbau pergantian tahun disikapi dengan kesederhanaan, tidak berlebihan, hedonisme, tamak, rakus, dan perilaku menyimpang lainnya,” kata Ma’ruf di kantor MUI Pusat, Jakarta, Selasa (29/12/2015).
Pada tahun 2016, Ma’ruf mendorong pemerintah terus dapat mewujudkan kerukunan umat beragama.
Sementara untuk kasus perselisihan agama seperti di Tolikara dan Singkil, ia meminta penegak hukum berlaku secara adil terhadap pelaku kerusuhan. Dengan kata lain, tidak ada perlakuan membedakan dalam menangani kasus serupa.
Penegak hukum, kata dia, harus secara konsisten terlibat dalam menjaga kerukunan umat beragama dan mencegah penistaan agama lewat simbol-simbol, seperti kasus sandal bertuliskan Allah, atau terompet berbahan sampul Al Quran.
“Mereka harus tegas terhadap penyalahgunaan simbol-simbol agama. Jangan dibiarkan karena bisa ada motif tertentu, misalnya menebar keresahan di tengah masyarakat,” kata dia.
Sementara dari unsur masyarakat, Ma’ruf meminta agar tidak mudah terpancing menuju anarkis oleh unsur-unsur provokatif berbau agama. Penindakan terhadap penistaan agama agar diserahkan kepada penegak hukum.
Di sisi lain, dia meminta unsur berwajib bertindak tegas sehingga tidak ada gejolak di tengah masyarakat.
“Bagi umat Islam agar mengedepankan Islam wasathiyah (moderat) yang tidak mengedepankan kekerasan dalam bertindak menyikapi persoalan,” katanya.*