Hidayatullah.com- Toleransi tidak bisa diartikan dengan mencampuradukan antara ajaran agama satu dengan agama lainnya sebab setiap agama memiliki dogma dan ajaran masing-masing.
Demikian disampaikan oleh Mantan Ketua Umum Pemuda Persatuan Islam (Persis) Dr. Tiar Anwar menanggapi adanya perayaan natal menyanyikan lagu Ave Maria yang diiringi dengan mengumandangkan adzan di Rumah Dinas Gubernur NTB.
“Saya kira itu sebuah tindakan yang kebablasan dan tidak beradab,” tegas Tiar kepada hidayatullah.com melalui pesan singkat, Rabu (30/12/2015).
Menurut Tiar mngumandangkan adzan ataupun menyanyikan lagu Ave Maria dalam perayaan Natal, jelas dua ritual agama yang berbeda, baik itu makna, kedudukan, maupun penggunaannya. Dan kalau kemudian keduanya dicampuradukkan, maka itu adalah sebuah penodaan dan pelecehan terhadap agama.
“Kalau pun umat Nasrani merasa tidak dilecehkan ajaran agama, tetapi kami yang muslim merasa sangat dihinakan dan direndahkan,” ujar Tiar.
Sebab, dikatakan Tiar, bahwasannya dalam hal urusan semacam ini, umat Islam sejak dahulu sudah beri batasan sebagaimana dalam al-Quran Surat Al-Kafirun, yang mana secara tegas tidak membolehkan mencampuradukkan ajaran agama dengan alasan apapun.
“Apalagi itu dilakukan hanya karena alasan toleransi,” tandas Tiar.
Seperti banyak diberitakan, dalam peringatan Natal Bersama Nasional 2015 di Kupang NTT Senin petang (28/12/2015), Azan ikut dikumandangkan untuk mengiringi lagu rohani Ave Maria. Ave Maria adalah doa umat Katolik kepada Maria.
Acara Natal Bersama Nasional 2015 ini diikuti 10.000 umat Kristiani dan lintas agama juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, sejumlah menteri, panglima TNI dan Kapolri.*