Hidayatullah.com– Ketua Dewan Pertimbangan MUI yang juga President of Asian Conference on Religions for Peace (ACRP), Prof Din Syamsuddin, mendoakan para korban yang tewas akibat aksi terorisme di masjid di Selandia Baru semoga menjadi syuhada.
“Kita semua mengutuk sekeras-kerasnya serangan yang disertai penembakan secara brutal terhadap umat Islam yang sedang menunaikan ibadah Jumat (di Selandia Baru tersebut),” ujarnya dalam pernyataannya diterima hidayatullah.com, Jumat.
Prof Din pun mengungkapkan rasa duka cita yang mendalam kepada keluarga para korban dan berdoa, “Semoga para korban menjadi syuhada.”
Baca: Sandi Doakan Syahid Korban jiwa Teror di Selandia Baru
Din mengatakan, “Aksi teror tersebut adalah tindak kekerasan ekstrem (violent extreemism) dan bentuk Islamofobia yang tidak beralasan, serta hanya dilakukan oleh orang yang tidak berperiketuhanan dan berperikemanusiaan.”
Din meminta kepada Pemerintah New Zealand (Selandia Baru) untuk melakukan investigasi serius dan menyeret pelakunya ke jalur hukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
“Mengimbau kepada umat Islam di dunia, khususnya di Indonesia, agar dapat menahan diri dan tidak terhasut melakukan reaksi negatif,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, aksi teror terjadi di dua masjid di Selandia Baru, pada Jumat, 15 Maret 2019, pukul 13:40 waktu setempat.
Aksi teror yang telah menewaskan setidaknya 40 orang ini dilakukan secara brutal bahkan pelaku menyiarkan secara live aksinya di dalam masjid.
Baca: Erdogan Sebut Aksi Teror Shalat Jumat di New Zealand ‘Islamofobia’
Dalam potongan tayangan 1:17 menit dari 17 menit siaran yang dilakukan pelaku, tampak seorang pria bersenjata senapan semi otomatis memberondong jamaah masjid selepas shalat Jumat tanpa pandang bulu –sebagian melaporkan saat sedang shalat.
Menurut laman New Zealand Herald, pelaku ekstremis itu mengidentifikasi dirinya sebagai “Brenton Tarrant” – seorang pria kulit putih, kelahiran Australia berusia 28 tahun. Pria ini mengunggah manifesto berisi ideologi ekstrem kanan yang anti-Islam dan anti-imigran.*