Hidayatullah.com–Acara pementasan Monolog Tan Malaka yang berjudul “Saya Rusa Berbulu Merah” di Galeri Institut Francais Indonesia (IFI) Jalan Purnawarman Kota Bandung yang sempat dibatalkan akhirnya berlangsung setelah mendapat pengamanan aparat Kepolisian dari Polrestabes Bandung.
Pementasan berlangsung hari kedua Kamis (24/3/2016) sore berjalan dengan lancar. Pementasan sendiri berlangsung dua sesi, pertama mulai pukul 16.00 WIB dan kedua dimulai pukul 20.00 WIB.
Usai pementasan sesi pertama,penulis naskah, Ahda Imran menjelaskan bahwa pementasan Monolog Tan Malaka ini tidak bermaksud untuk menyebarkan ideologi tertentu. Ia menegaskan pementasan tersebut hanya berbicara tentang tokoh penting yang pernah ada dalam sejarah Indonesia,yakni Tan Malaka.
“Soal adanya penolakan dan acara minta dibubarkan karena kami dianggap bagian dari Belok Kiri Festival. Padahal kami tidak ada sangkut pautnya dengan mereka,” ujarnya.
Ia menambahkan terkait adanya penolakan oleh sebagian masyarakat tentang acara Monolog Tan Malaka menurutnya adalah sesuatu yang wajar. Sebab, sambungnya, adanya sikap yang pro dan kontra terhadap sosok Tan Malaka adalah tergantung dari penafsiran sejarah itu.
“(Saya rasa) tidak ada penafsiran sejarah yang tunggal sehingga orang mempunyai cara menafsirkan yang berbeda dan itu sesuatu yang wajar,”imbuhnya.
Sementara menjawab pertanyaan tentang sosok Tan Malaka,menurutnya Tan Malaka adalah salah satu tokoh dalam sejarah di Indonesia. Terkait dengan pementasan monolognya sendiri,Ahda mengaku hal tersebut hanyalah ekspresi seni semata sebagai sebuah khazanah kesenian di Indonesia khususnya teater.
“Saat ini juga berkembang film biografi tokoh sejarah masa lalu seperti Cut Nyak Din, Ahmad Dahlan atau Cokroaminoto. Saya rasa ini sebuah khasanah untuk belajar pada teladan tokoh masa lalu, ”jelasnya.
Sebelum ini, pementasan Monolog Tan Malaka yang berjudul “Saya Rusa Berbulu Merah” hari pertama yang sedianya berlangsung hari Rabu (23/3/2016) sempat dibatalkan.
Menurut pihak panitia mengaku hal tersebut dilakukan karena sejak pagi mendapat ancaman dari ormas-ormas yang meminta agar acara tersebut dibatalkan. Menurut penulis naskah Monolog Tan Malaka Ahda Imran, ormas meminta pementasan tersebut dibatalkan karena dituding menyebarkan ideologi Komunis.
Pantauan hidayatullah.com dilokasi acara terlihat beberapa penonton monolog Tan Malaka sendiri mayoritas dari kalangan anak muda. Sementara di luar gedung, penjagaan acara selain dilakukan aparat kepolisian juga terlibat puluhan dari anggota ormas kepemudaan (OKP).*