Hidayatullah.com– Di antara yang paling memungkinkan dalam memperjuangkan Islam adalah lewat dakwah dan pendidikan. Demikian menurut Pembina Pos Dai Shohibul Anwar dalam sambutannya pada pembukaan acara pertemuan para dai se-Nusantara.
Acara yang dirangkai dengan Dauroh Mua’llim bertema “Bersama Dai Membangun Negeri” ini berlangsung di pusdiklat Jl Indragiri, Desa Sumberejo, Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu-Selasa (30/04-03/05/2016). Pos Dai merupakan lembaga persaudaraan dai Indonesia.
Shohibul Anwar mengatakan, dalam berdakwah, para dai dituntut untuk fokus dengan kinerjanya. Bukan terbawa arus terus meributkan berbagai kondisi yang ada.
“Jangan kita kayak anak kecil. Musim layangan kita main layangan, musim kelereng juga main kelereng,” ujarnya di depan puluhan peserta.
Maksudnya, kata dia, para dai jangan reaktif menanggapi berbagai isu. Seperti soal lesbian, homoseksual, biseksual, dan transgender; atau soal tindakan pemimpin non-Muslim; dan sebagainya.
“Terus-menerus kita akan dihadapkan dengan segala keributan. Setiap minggu ada isu yang dilempar,” ujarnya.
“Sehingga kita juga ikut dan ingin ribut. Sehingga kita saling menyalahkan dan beranggapan kenapa kita tidak melawan? Kenapa kita tidak ini, itu, dan sebagainya seperti yang dilakukan orang lain,” lanjutnya.
Di sinilah, kata dia, para dai dituntut memiliki dan memahami program kerja yang jelas. Supaya perjuangan mendakwahkan Islam ada hasilnya.
“Kalau kita sibuk menjawab PR-PR (pekerjaan rumah) yang diberikan oleh musuh-musuh kita itu, jangankan melawan musuh, kita ini akan bertengkar antara sesama kita sendiri,” ujarnya mewanti-wanti.* Zainal