Hidayatullah.com – Meliana, sosok warga keturunan Tionghoa yang dianggap memicu kerusuhan di Tanjungbalai, Sumatera Utara lantaran memprotes suara pelantang masjid, selama ini dikenal para tetangga sebagai sosok yang agak arogan.
Tak hanya oleh warga asli Tanjungbalai, di mata tetangga yang juga keturunan Tionghoa sendiri, Meliana juga dianggap demikian.
“Kalau orang Tionghoa disini bilang, Meliana itu orang kaya baru, sombong dia,” ujar Sahrir Tanjung, warga Kelurahan Tanjungbalai Kota 1 yang rumahnya tak jauh dari kediaman Meliana, saat ditemui hidayatullah.com, Senin (01/08/2016) lalu.
Bahkan, kata Sahrir, para tetangga keturunan Tionghoa yang tinggal sekitar rumah Meliana sempat mengatakan padanya untuk menyerahkan Meliana kepada mereka saja.
“Keluarkan Meliana itu pak, biar kami yang menghukum dia,” ucap Sahrir menirukan.
Majelis Agama Konghucu Tanjungbalai Audiensi ke DPRD Sesalkan Tindakan Meliana
“Itu orang Tionghoa sendiri yang bilang, bisa dipanggil orangnya (untuk dibuktikan),” tambahnya.
Namun, saat hidayatullah.com mencoba mengkofirmasi hal tersebut. Tidak ada tetangga Meliana yang juga keturunan Tionghoa yang bisa ditemui, dengan keadaan pagar rumah yang selalu terkunci.
Sahrir melanjutkan, pernah suatu ketika Meliana berjualan, tidak banyak warga yang mau membeli ditempatnya.
“Pernah dia jualan makanan, tapi banyak yang tak mau membeli,” tukasnya.
Terkait kabar yang mengatakan bahwa Meliana menderita stress akibat bisingnya suara Azan, Sahrir menyangsikan hal itu. Menurutnya kabar itu dinilai hanya alibi untuk meringankan kasus yang menimpanya.
“Ah tidak betul itu, itu alibi dia. Coba tanya sama orang Tionghoa disini, ada yang bilang itu supaya dia ringan,” paparnya.
Bahkan, Sahrir menceritakan, sebelum rumah yang berada di depan masjid Al-Makshum itu ditempati Meliana, penghuni sebelumnya bernama Ayong, tidak pernah keberatan dengan adanya aktivitas dari pelantang masjid.
“Si Ayong tidak pernah komplain. Malah suka dia,” ucapnya.
Ia menjelaskan, bahwa suami Meliana memang seorang toke (juragan) ikan asin di Tanjungbalai.*