Hidayatullah.com– Sehari sebelum peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan RI, digelar Sidang Paripurna MPR/DPR 2016 dan penyampaian pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/08/2016).
Pada penutupan, anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Muhammad Syafi’i, yang didaulat membawakan doa menyampaikan harapan agar Indonesia bebas dari para pemimpin khianat.
“Jauhkan kami, Ya Allah, dari pemimpin yang khianat; yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, yang kekuasaannya bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat,” ujar Syafi’i di depan Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, para pejabat negara, dan peserta sidang lainnya.
Dalam doanya, Syafi’i menyampaikan bahwa di negara ini banyak rakyat yang digusuri oleh aparat. Akibatnya mereka kehilangan pekerjaanya. [Baca juga: Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi Tak Didengarkan Anggota DPRD]
“Di negeri yang kaya ini, rakyat ini outsourcing, wahai Allah. Tidak ada jaminan kehidupan mereka. Aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat,” ungkapnya.
“Hari ini di Kota Medan di Sumatera Utara, 5.000 KK rakyat Indonesia sengsara dengan perlakuan aparat negara, ya Rabbal Alamin,” lanjutnya yang membawakan doa penuh emosional.
Syafi’i pun berdoa agar Allah Subhanahu Wata’ala selalu melindungi rakyat Indonesia, sebab mereka banyak tidak tahu apa-apa. Namun mereka tetap mempercayakan kendali negara dan pemerintahan kepada pemerintah.
Lebih lanjut, Syafi’i memohon agar Allah menerima taubat para pemimpin Indonesia yang ingin bertaubat kepada-Nya.
“Tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini, ya Rabbal Alamin,” munajatnya yang diaminkan para hadirin.
Dalam doa selama sekitar 8 menit yang dipanjatkan tanpa teks itu, masih banyak lagi kondisi negeri yang dicurahkan Syafi’i kepada Allah. Ia di antaranya menyinggung soal usia kemerdekan RI yang sudah 71 tahun.
Doa tersebut menjadi viral di berbagai media massa dan media sosial. Videonya menyebar di Facebook, Twitter, Youtube, Whatsapp, dan sebagainya. [Baca juga: Melestarikan Lingkungan adalah Perjuangan Mengisi Kemerdekaan]*