Hidayatullah.com—Bersamaan dengan Muktamar ke XII Nasyiatul Aisyiyah, menandai usia organisasi itu yang mencapai ke-83. Dalam Mukmatar yang mengangkat “Penguatan Peran Kader Nasyiatul Aisyiyah dalam Aksi Advokasi Menuju Terwujudnya Kualitas Hidup Perempuan dan Anak” lalu, organisasi anak kandung Muhammadiyah ini ingin menunjukkan pada masyarakat akan kesungguhannya dalam mempersiapkan para kadernya untuk melakukan aksi advokasi.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Abidah Muflihati dalam sambutannya pada pembukaan Muktamar Nasyiatul Aisyiyah ke XII di gedung GSG Unila, Bandar Lampung.
Menurut Abidah, tema tersebut diangkat karena kondisi kualitas perempuan dan anak Indonesia belum cukup memuaskan berdasarkan data-data yang diungkap oleh laporan Human Development Indeks (HDI) UNDP.
“Pada tahun 2011, misalnya angka kematian Ibu melahirkan adalah 240 per 100.000 kelahiran hidup. Padahal Pemerintah menargetkan angka kematian Ibutahun 2014 adalah 110 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan indeks angka kematian bayi dibawah usia 5 tahun adalah sebanyak 39 per 1000 kelahiran hidup,” jelasnya
Oleh Karena itulah, menurut Dosen UIN Yogyakarta ini, sebagai wujud amal shaleh dan ibadah muamalah Nasyiatul Aisyiyah, maka NA harus turut berperan serta dalam melakukan perubahan lingkungan sosial dan kebajikan atau advokasi terhadap masalah-masalah yang terdapat di Masyarakat.
“Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menguatkan dan membekali para penggerak Nasyiatul Aisyiyah dengan wawasan dan ketrampilan analisis sosial, analisis gender, pemetaan dakwah, strategi-strategi pemberdayaan dan advokasi,” jelasnya.
Dengan wawasan dan ketrampilan tersebut, kader Nasyiatul Aisyiyah ungkap Abidah, dapat peran sebagai muballighat motivator, fasilitator, pemberdaya masyarakat, bahkan advokat.*