Hidayatullah.com– Wakil Ketua MPR, Mahyudin, meminta para pemimpin dan tokoh bangsa tidak lagi berpikir mencari uang semata. Mereka harus berpandangan sebagai negarawan, tak lagi sebagai politikus.
“Pemimpin dan tokoh bangsa agar sudah tidak lagi berpikir bagaimana mencari uang. Pemimpin dan tokoh bangsa harus berpikir bagaimana membangun bangsa dan negara,” ujarnya saat Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada KNPI di Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Kamis (29/09/2016), dikutip Antara.
Hadir pula dalam sosialisasi itu Bupati PPU Yusran Aspar, anggota MPR Hetifah dan Agathie Suli, serta Mohammad Mirza (Kelompok DPD).
Pada kesempatan itu, Mahyudin juga mengungkapkan beberapa tantangan kebangsaan yang dihadapi Indonesia. Di antaranya kurangnya keteladanan sebagai pemimpin dan tokoh bangsa.
Dia mencontohkan KPK menangkap kepala daerah bahkan salah satu ketua lembaga negara.
“Pemimpin atau tokoh bangsa jangan lagi berpikir mencari uang. Akhirnya bisa melakukan tindak pidana korupsi. Pemimpin dan tokoh bangsa harus berpikir sebagai negarawan,” ujarnya.
“Itulah kurangnya keteladanan dan contoh dari pemimpin. Kalau menjadi pejabat publik harus mengetahui tugasnya, yaitu berpikir untuk bangsa dan negara,” imbuh Mahyudin.
Tantangan Eksternal
Tantangan lainnya, kata dia, munculnya paham-paham radikalisme dan terorisme, pengabaian kepentingan daerah, dan munculnya fanatisme daerah (sehingga muncul daerah yang ingin merdeka).
Lalu, lanjutnya, kurang berkembangnya kebhinnekaan dan kemajemukan sehingga muncul pertikaian berbau SARA.
“Selain itu, Indonesia juga menghadapi tantangan kebangsaan dari eksternal, yaitu tantangan globalisasi yang menggerus nilai-nilai luhur bangsa,” ujar Mahyudin.
Menurutnya, semua tantangan kebangsaan itu, bisa diatasi dengan Empat Pilar MPR (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika).
“Empat konsensus dasar ini menjadi perekat bangsa yang menjadikan bangsa Indonesia ini tetap utuh,” pungkas Mahyudin.*