Hidayatullah.com– Masyarakat Indonesia menyerukan untuk menolak lupa tragedi pemberontakan Partai Komunis Indonesia pada 30 September 1965 atau yang dikenal dengan sebutan G30S/PKI.
Terlihat di media sosial ramai dikicaukan tanda pagar #G30SPKI, dipantau hidayatullah.com pada Jumat (30/09/2016) pagi-siang.
“Masih inget kalimat ‘darah itu merah, Jenderal?!!’… Itu kata-kata yang terlontar dari PKI, jangan sampai terulang lagi #G30SPKI,” kicau akun Satyo A. Nuswantoro @satyo999SAN.
Akun Wahyu Hidayat @WaahhyuHidayat menulis:
“Mengenang pedihnya masa lalu. #MenolakLupa #G30SPKI.” [Baca juga: Wapres: Kebiadaban PKI Keterlaluan, Komunisme Sudah Tak Laku]
Akun Adirta Risandi @dhierta_daenk:
“Melawan lupa…. #G30SPKI.”
Sementara netizen dengan akun M. Rayhan @mrayhan20 mengingatkan:
“Jangan Pernah Melupakan Sejarah ! OnThisDay #G30SPKI bendera setengah tiang.”
Akun @sovie8dina berkata dalam cuitannya:
“Ingat kata Bung Karno ‘Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (JASMERAH).’ Bendera setengah tiang untuk penghormatan. #G30SPKI.”
“Renungkan sejenak bagaimana para pahlawan kita yang berjuang untuk mempertahankan keutuhan NKRI. #G30SPKI,” kicau akun Hamonangan Simbolon @JessmonChris. [Baca juga: Misteri Pria Berbaju PKI]
Dini Agustiani @dhini_agustiani mengatakan:
“Cukup sudah tetes darah dn air mata membasahi bumi pertiwi,semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi #G30SPKI.”
Netizen dengan akun Nakamomi_ 20th @Nakamomi_ mengaku:
“Kukibarkan bendera setengah tiang untuk penghormatan 7 Jenderal Pahlawan Revolusi, JASMERAH! Pak Presiden @jokowi #G30SPKI,” seraya menandai akun Presiden Joko Widodo.
“Sejarah pemberontakan #G30SPKI terhadap pemerintahan RI yang sah, sudah mulai dilupakan, karena TV pun sudah tidak lagi menayangkan (filmnya. Red). JASMERAH!” tambahnya.
Banyak pula netizen menggunggah foto-foto terkait para Pahlawan Revolusi. Namun tak sedikit yang mempertanyakan soal benar-salah terkait tragedi berdarah tersebut. Bahkan ada saja akun-akun yang mendukung dilakukan rekonsiliasi terkait tragedi itu. [Baca juga: Rekonsiliasi, tapi Tak Hapus Kejahatan PKI [1]]*