Hidayatullah.com– Literasi sejarah pemuda harus ditingkatkan, untuk membangun kesadaran kolektif bahwa negeri ini dibangun melalui keberagaman.
Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil A Simanjuntak, sebagai refleksi Hari Sumpah Pemuda yang kembali diperingati pada Jumat (28/10/2016).
” Jadi, secara genetika Indonesia adalah negara yang beragam. Makanya penting pemuda menyadari fakta tersebut, sehingga isu-isu SARA tidak perlu hadir,” ujarnya kepada hidayatullah.com di Jakarta.
Membangun kesadaran tersebut, ia yakini sebagai bentuk peran pemuda dalam menjaga kondusifitas bangsa saat ini.
Apalagi, terkait isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) yang belakangan ini kembali mencuat di berbagai kalangan masyarakat Indonesia.
Sumpah Pemuda, Momentum Generasi Muda Bangkit Membangun Bangsa
Dalam konteks menghadapi Pilkada serentak 2017, menurut Dahnil, pemuda bisa menjadi penentu baik-buruknya kepala daerah yang dipilih.
Sebab, menurutnya, pemuda memiliki suara yang signifikan.
“Makanya, penting pemuda menghadirkan partisipasi yang berkualitas dalam pilkada,” ujarnya.
Substansi Pemuda
Dahnil juga mengatakan, substansi Sumpah Pemuda adalah merawat persatuan di tengah kesadaran kolektif Indonesia yang beragam.
Pemuda-pemuda Islam pun harus menjadi motor membangun kesadaran tersebut.
“Nah, tantangan pemuda hari ini adalah melakukan kontekstualisasi dengan masa kini,” ujarnya.
“Tantangan persatuan hari ini diganggu oleh perilaku kepemimpinan politik yang dipenuhi praktik rente, yang bisa mengorbankan persatuan tersebut,” lanjutnya.
Oleh sebab itu, pesan Dahnil, penting pemuda hari ini menjaga integritas dan kompetensi untuk menghadapi tantangan kekinian.*