Hidayatullah.com– Halaman Masjid Agung Jawa Tengah di Kota Semarang, Jateng, dikabarkan akan dipakai acara peringatan Cap Go Meh, yang merupakan bagian dari peringatan Imlek.
Informasi yang dihimpun hidayatullah.com, peringatan Cap Go Meh di masjid tersebut akan menjadi yang pertama kalinya di Kota Semarang.
Kegiatan itu rencananya akan digelar pada Ahad (19/02/2017) malam, yang dklaim akan diikuti warga Semarang dari berbagai latar belakang.
Bersamaan dengan itu juga kabarnya akan diciptakan rekor Museum Rekor Indonesia-Dunia (MURI) dengan memakan 12.000 Lontong Cap Go Meh secara bersamaan.
“Ini Cap Go Meh pertama di Semarang. Mestinya tanggal 11 Februari kemarin, tetapi sengaja kami undur kan, semua karena faktor cuaca,” ujar Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Jawa Tengah, Dewi Susilo Budihardjo, di Semarang, baru-baru ini dikutip Kompas.com.
Menurutnya, warga yang datang untuk menikmati Lontong Cap Go Meh tidak dipungut biaya alias gratis. “Ini berbeda dengan Cap Go Meh di kota lain,” ujarnya.
Demi mendukung kegiatan ini, pihak Paguyuban Marga Tionghoa dikabarkan telah bertemu dengan sejumlah pemangku kepentingan, seperti Kapolda Jateng, Panglima Kodam Diponegoro, dan Wali Kota Semarang.
Ke depan, katanya perayaan Cap Go Meh akan digelar rutin di Semarang. Panitia katanya menargetkan akan terus menggelar kegiatan Cap Go Meh di masjid-masjid secara bergiliran.
“Tadi Pak Kapolda minta ini agenda rutin. Wali Kota juga minta agenda dimasukkan dalam kalender pariwisata dan bisa digelar tiap tahun,” klaimnya.
Umat Islam Menolak
Sementara, umat Islam setempat menyatakan menolak perayaan Cap Go Meh yang bakal digelar di Masjid Agung Jawa Tengah itu. Forum Umat Islam Semarang (FUIS) diagendakan mendatangi Polda Jateng, Jumat (17/02/2017) ini untuk menggelar aksi penolakan itu.
“Kalau perayaan Cap Go Meh diadakan di klenteng, di tempat sendiri, silakan. Tapi, kalau diadakan di masjid, kami menolak,” ucap juru bicara aksi dari FUIS, Wahyu, Jumat, dikutip Tempo.co.
Masjid sebagai tempat ibadah umat Islam bukan tempat yang tepat untuk digunakan sebagai tempat perayaan Cap Go Meh. “Apalagi banyak yang kurang setuju dari kalangan umat Islam sendiri,” ujar Wahyu.*