Hidayatullah.com– Tindakan seorang pria bernama Fredy Tuhenay alias Iwan Bopeng mengundang kecaman publik, setelah video dia mengintimidasi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mem-viral di berbagai media sosial.
Dalam video itu, Iwan Bopeng terlihat marah-marah kepada petugas KPPS karena temannya saat itu tidak bisa menggunakan hak suaranya di TPS 27, Kelurahan Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur, pada Pilkada DKI Jakarta, Rabu (15/02/2017) lalu.
Pria berbaju kotak-kotak, yang disebut sebagai tim sukses pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – Djarot Saiful Hidayat, itu pun mendebat petugas KPPS.
Ia bahkan melontarkan pernyataan yang menyinggung korps militer di Indonesia dengan menyebut “tentara gua potong di sini”.
Kejadian itu mengundang kecaman banyak pihak termasuk senator DKI Jakarta Fahira Idris.
“Saya mengecam terjadinya aksi premanisme untuk menekan dan mengintimidasi petugas KPPS yang disebar oknum tertentu saat pemungutan suara kemarin,” ujar Fahira di Jakarta kepada hidayatullah.com, Senin (20/02/2017), melalui siaran persnya.
Wakil Ketua Komite III DPD RI ini menilai, tindakan seperti yang dilakukan Iwan Bopeng itu jangan sampai dibiarkan dan terulang. Apalagi Pilkada DKI kemungkinan berlangsung dua putaran.
“Penyelenggara Pilkada dan kepolisian harus segera mengusut kejadian ini karena masuk dalam kategori pelanggaran pilkada dan agar pada putaran (selanjutnya) tidak lagi terjadi aksi-aksi seperti ini,” ujarnya.
Sebut “Allah Fleksibel”
Diketahui, dalam video yang menyebar luas di berbagai medsos, Iwan Bopeng, demikian dikenal, mendebat petugas KPPSI dengan nada-nada penuh intimidasi.
Hal itu lakukan untuk membela temannya yang hendak melakukan pencoblosan. Namun upayanya tampak tidak diterima oleh petugas KPPS di TPS itu.
“…Kenapa kita enggak bisa fleksibel gitu? Ini haknya beliau (orang yang hendak memilih. Red). Kalau kalian enggak bisa fleksibel, saya perkarakan ini. Jelas saya perkarakan,” sungut Iwang Bopeng kepada sejumlah petugas KPPS berseragam batik di depannya.
Terdengar suara timpalan seseorang, “Ngaco aja. Bahasa tuh yang sopan sedikit.”
Iwan Bopeng lantas melihat ke bagian belakang barisan petugas KPPS. Lalu, sambil menunjuk mungkin ke dalam TPS, ia berkata dengan nada tinggi, “Itu anak siapa itu anak kecil tadi itu? Hey, tentara gua potong di sini apalagi elu ye!”
Sontak saja suasana jadi riuh. Orang-orang di sekitar Iwan Bopeng bereaksi, mencoba menenangkannya. “Sudah, Bang, Bang! Aduh, Abang, Bang!” ujar di antara mereka. “Kita adem, adem,” sahut yang lain.
Real Count KPU DKI, Ahok-Djarot tidak Dipilih Mayoritas Warga Jakarta
Bukannya tenang, Iwan Bopeng malah menyahut, “Sekarang saya minta keputusannya bagaimana? Bisa (mencoblos)?”
“Nanti kita tunggu surat pernyataan,” jawab seseorang mungkin petugas KPPS.
Kemudian terjadilah perdebatan kembali terkait syarat administratif untuk boleh memilih. Iwang Bopeng ditemani pria berpakaian sweater gelap yang membawa beberapa lembaran putih, tampaknya ia orang yang hendak mencoblos itu.
“Saya enggak ada laporannya ke KPPS, TPS,” ujar seorang petugas KPPS dalam video itu. Maksudnya mungkin laporan bahwa pria yang dibela Iwan Bopeng itu terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS itu.
Sebelum Pengumuman Akhir, KPU Diminta Selesaikan Semua Masalah Pilkada
Iwan Bopeng dan kawannya tadi tidak terima penjelasan petugas. “Toh juga aslinya tidak ditahan, hanya dipertunjukkan. Titik!” ujar Iwan Bopeng masih dengan nada tinggi.
“Itu logika, logika bahasanya itu,” terdengar suara seseorang.
“Ini bahasa hukum, saya orang hukum, ngerti advokasi. Kalau enggak (diterima) Anda saya tuntut, jelas!” ujar Iwan Bopeng.
Seorang pria lain kemudian mencoba menenangkan Iwan Bopeng. Yang ditenangkan masih mengangkat suaranya.
“…Allah aja fleksibel, babi itu haram jadi halal,” tukas Iwan Bopeng dengan terus menggoyang-goyangkan tangannya ke depan.
Teriak ”Bebaskan Ahok!”, Pria Diduga Mabuk Provokasi Massa Sidang Penistaan Agama
Direspon “Anggota TNI”
Sementara itu, masyarakat pengguna internet (netizen) bereaksi keras atas tindakan Iwan Bopeng. Di media sosial pun ramai tersebar video orang-orang yang mengaku sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) merespon tindakan dan pernyataan Iwan Bopeng.
Para “tentara” itu menyatakan kecamannya atas tindakan Iwan Bopeng tersebut, bahkan balik menyampaikan ancaman terhadap pria berambut pendek itu.
Tak lama kemudian, menyebar video seseorang yang mengaku sebagai Iwan Bopeng menyatakan permintaan maaf atas tindakannya di TPS tersebut. Video ini diunggah ke Twitter oleh akun @fredytuhenay tertanggal 18 Februari 2017.
Terkait Kasus Ahok, Umat dan Parpol Islam Diharapkan Bersatu di Pilkada DKI
Setelah itu, muncul pula video netizen yang menyatakan tidak menerima permintaan maaf Iwan Bopeng. Netizen ini menilai tak cukup dengan permintaan maaf, Iwan Bopeng harus bertanggung jawab.
Pihak Ahok-Djarot diwartakan telah membantah jika Iwan Bopeng merupakan Timses Ahok-Djarot. Penelusuran hidayatullah.com, di berbagai akun media sosial dengan nama Fredy Tuhenay, baik Facebook atau Twitter, diunggah banyak foto-foto yang menampakkan dukungan atas Ahok-Djarot.
“Pilih AHOK – DJAROT Tidak Haram,” tulis Fredy Tuhenay melalui akun medsosnya, tertanggal 13 Februari 2017 dalam catatan FB.*