Hidayatulah.com– Direktur Eksekutif Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Henri Shalahudin, menyatakan, tidak ada manusia yang tidak tertarik dengan seks. Menurutnya, hasrat seksual adalah karakter jiwa.
Namun, Henri menjelaskan, ada pandangan berbeda mengenai seks antara Islam dan kelompok pendukung kebebasan seperti feminis dan LGBT.
Ia menegaskan, Islam tidak melarang. Islam hanya mengatur bagaimana seks itu disalurkan dan diarahkan ke tempat yang benar.
“Maka harus nikah. Nikah adalah satu-satunya sarana untuk mendapatkan turunan untuk memenuhi tuntutan nafsu sehingga mencapai ketenangan (sakinah),” paparnya dalam seminar bertema tentang LGBT di Gedung Nusantara V, Senayan, Jakarta, pekan ini beberapa waktu lalu.
Adapun kelompok pendukung kebebasan, terangnya, menilai orang menikah adalah pintu masuknya perbudakan. Perempuan dianggap diperbudak oleh laki-laki dalam institusi keluarga, dan agama disalahkan karena agama menyebabkan perempuan harus patuh pada suaminya.
“Bahkan malaikat disebut ikut-ikutan intervensi dalam kehidupan rumah tangga orang karena mengutuk istri yang tidak mau berhubungan,” paparnya.
Ia menambahkan, bagi kaum feminis soal hubungan badan suami tidak boleh meminta, karena laki-laki tidak ada kuasa lagi alias patriarkisme.
Padahal, sambung Henri, persoalan baik buruk mengenai seksual bisa dinilai dengan qalbun salim (hati yang selamat).
“Kalau tidak pasti akan terperdaya dengan syubhat,” pungkasnya.*