Hidayatullah.com– Sekelompok orang melakukan demonstrasi di Bandara Sam Ratulangi Manado, Senin (15/10/2018) sore menolak kedatangan Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith dan Habib Muhammad Hanif bin Abdulrahman Alatas di Sulawesi Utara (Sulut).
Informasi dihimpun, Bandara Sam Ratulangi heboh dengan berkumpulnya kelompok yang mengatasnamakan organisasi masyarakat adat Minahasa itu. Sekitar 9 ormas adat sudah berkumpul sejak pukul 14.00 WITA.
Pendemo tersebut menolak kedatangan kedua habib tersebut di Sulut.
“Torang (kami) menolak ini oknum yang dalam ceramah-ceramahnya provokatif, intoleran, radikalis,” klaim salah seorang perwakilan pendemo dengan aksen setempat sebagaimana video rekaman yang dikirimkan pihak FPI pusat kepada hidayatullah.com, Senin (15/10/2018) malam.
Mereka mengaku selama ini telah seribu kali melakukan demo di Bandara.
“Torang bukan orang bar-bar, torang beradat, orang minahasa beradat, berbudaya,” klaimnya.
“Kasih keluar dulu dia … itu… si Habib Smith itu,” terdengar pula suara orang lain.
“Jangan torang (kami) masuk bandara, kalau dia enda keluar, torang (kami) yang masuk,” timpal perwakilan tadi.
Pihak DPP FPI juga meneruskan informasi yang dilaporkan di akun Twitter Lembaga Informasi Front @LembagaF, yang menyebut, “Preman-preman mulai bikin pengadangan terhadap acara dakwah Habib Hanif Alatas di Minahasa yang diundang dalam acara haul ayah dari Habib Bahar bin Smith. Ingat kami bukan orang-orang bodoh yang tidak tahu LSM-LSM mana yang bermain dan berafiliasi dengan ormas mana dalam pengadangan ini!!!.”
Menurut sumber itu, “Sekian kalinya aparat menginginkan Habib Hanif dan Habib Bahar bin Smith untuk balik ke Jakarta dengan alasan situasi tidak kondusif. Aneh, Habib Hanif dan Habib Bahar mau menghadiri haul dari ayah dari Habib Bahar. Kok jadi mesti nurutin preman?”
“Ribuan dari umat Islam berada di luar bandara untuk menjemput Habib Hanif dan Habib Bahar namun diadang untuk masuk bandara. Sedang segelintir preman dibiarkan mengadang di dalam bandara. Ingat umat Islam jangan kalian intimidasi,” sebutnya.
“Hingga saat ini Habib Hanif Alatas masih tertahan di bandara,” lapornya.
Sementara itu, menurut Frangky Boseke dari Watak Esa Energi serta Mahasa, kedua habib itu ditolak ditudingnya sebagai “pencuci otak masyarakat”.
“Mereka penyebar paham radikalisme,” kata dia kutip media lokal Manado Post Online.
Dari pantauan, meski dipenuhi massa, namun situasi bandara Sam Ratulangi masih terkendali hingga sore tadi. Personil kepolisian juga diarahkan untuk menjaga keamanan aksi massa. Diketahui kedatangan keduanya di Manado untuk menghadiri acara tabligh akbar di masjid Habib Alwi bin Smith.*