Hidayatullah.com—Sedikitnya 180.000 orang warga Kongo telah melintasi perbatasan dengan Angola sejak 1 Oktober 2018, kebanyakan menuju kota Kamako, di mana mereka tinggal di kamp-kamp tidak resmi dalam kondisi menyedihkan. Demikian dikonfirmasi oleh pihak berwenang setempat.
Jumlah sesungguhnya kemungkinan lebih besar, sebab Republik Demokratik Kongo dan Angola berbatasan sepanjang 300 kilometer.
Kebanyakan dari migran asal Kongo mengatakan mereka diusir dari Angola meskipun memiliki izin tinggal. Sejumlah laporan yang belum dapat dikonfirmasi bahkan menyebutkan tidak sedikit migran yang diperlakukan secara kejam dan bahkan dibunuh oleh pasukan Angola.
Alasan mengapa Angola mengambil tindakan keras semacam itu belum diketahui, lapor BBC Ahad (14/10/2018).
Selama bertahun-tahun migran asal Kongo tinggal di Angola, di mana mereka menggali tanah untuk mencari batu berlian di pertambangan berskala kecil.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Diduga tndakan keras Angola terhadap para migran itu berkaitan dengan upaya pemerintah untuk menguasai sepernuhnya industri pertambangan di negaranya.*