Hidayatullah.com– Silaturahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah yang ditutup pada Ahad (25/11/2018) lalu sebelum zuhur, menyisakan berbagai informasi, termasuk beragam acara yang terus bergulir di tengah arena yang dibanjiri oleh puluhan ribu peserta tersebut.
Salah satunya seperti yang diadakan oleh komunitas literasi santri yang bernama Penulis Muda Indonesia (PENA).
Mengambil momen Silatnas 2018, kali ini PENA menggelar peluncuran buku Santri Menulis yang bertempat di ruang Media Centre Silatnas Hidayatullah, Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur, Ahad (25/11/2018).
Dalam sambutan, Imam Nawawi, Ketua PENA berharap, kegiatan membaca dan menulis menjadi karakter bagi setiap pemuda Islam. Sebab padanya terhimpun sejumlah hal positif sekaligus.
Menurut Imam, kebiasaan menulis tidak hanya melatih nalar berpikir secara terstruktur tapi juga menjadikan orang itu disiplin memenej waktu.
“Menulis itu kebaikan. Jadi tak perlu dibenturkan dengan kebaikan dan amal shaleh lainnya,” lanjut Imam yang juga Pemimpin Redaksi Majalah Mulia.
Untuk diketahui, PENA lahir 2015 silam di Jakarta. Ia berangkat dari kegelisahan sejumlah santri tentang fenomena media dan dampaknya bagi generasi muda.
Saat ini, puluhan pemuda Muslim bergabung di komunitas tersebut. Mereka berasal dari kalangan santri, mahasiswa, aktivis dakwah, hingga dosen, dan wartawan.
Selain buku Santri Menulis sebagai karya perdana berbentuk buku, selama ini, PENA kerap menyuarakan dakwah melalui media-media Islam dan media sosial yang ada.
“Ibarat paragraf, buku ini adalah alinea pertama. Semoga dalam waktu singkat, segera lahir alinea-alinea berikutnya,” pungkas Abdus Syakur, pengurus PENA lainnya.
Selain peluncuran buku, dilakukan juga pergantian pucuk pimpinan pengurus dan serah terima jabatan Ketua dari Masykur kepada Imam Nawawi.* Abu Jaulah