Hidayatullah.com– Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Kementerian Laur Negeri untuk segera melakukan langkah konkret terkait dugaan kerja paksa yang dialami oleh 300 mahasiswa asal Indonesia di Republik China (Taiwan) yang ramai diberitakan.
“Melalui Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei untuk meminta penjelasan kepada otoritas terkait di Taiwan mengenai adanya informasi tersebut dan memprotes keras perlakuan dari pihak universitas dan pabrik yang telah mempekerjakan para mahasiswa tersebut,” ujarnya lansir RRI di Jakarta, Kamis (03/01/2019).
Baca: 300 Mahasiswa Indonesia diduga Korban Kerja Paksa di Taiwan
Bamsoet pun mengimbau seluruh calon mahasiswa/tamatan sekolah menengah atas atau sederajat untuk memperhatikan kebenaran informasi beasiswa yang dikeluarkan oleh universitas di luar negeri, sehingga tidak mudah tertipu oleh iming-iming belajar gratis di luar negeri.
Disebutkan aduan pertama kali dirilis di portal Indonesianlantern.com, sebuah situs yang dikelola oleh diaspora Indonesia di AS, pada 31 Desember 2018.
Dalam artikelnya, sekitar 300 mahasiswa Indonesia di Taiwan diduga dipaksa bekerja di pabrik-pabrik industri.
Baca: Kata Kemlu soal Mahasiswa diduga Korban Kerja Paksa di Taiwan
Mahasiswa yang dipaksa bekerja berasal dari 6 perguruan tinggi Taiwan, diangkut truk ke sejumlah kawasan industri untuk merakit berbagai produk, di antaranya ke pabrik pembuat lensa kontak.
Hal itu terungkap dari penyelidikan Ko Chih-en, anggota parlemen Partai Kuomintang, Taiwan, yang hasilnya diumumkan pekan lalu. Dalam investigasinya, Ko Chih-en menemukan bukti bahwa 300 mahasiswa Indonesia, salah satunya yang menjalani kuliah di Universitas Hsing Wu, dijadikan pekerja paksa dalam skema kuliah-magang kampus.
Investigasi Ko Chih-en membuat gempar Departemen Pendidikan Taiwan, ungkap laporan Indonesian Lantern. Pasalnya, kementerian telah melarang mahasiswa asing untuk bekerja di tahun pertama studi.*