Hidayatullah.com– Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia melakukan edukasi terkait Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS) di beberapa kota secara serentak pada Sabtu (16/02/2019).
Sekjen AILA Indonesia Nurul Hidayat menyampaikan pentingnya pengokohan keluarga agar anak-anak terhindari dari bahaya yang mengancam, terutama bahaya yang datangnya dari luar lingkungan keluarga.
“Alhamdulillah, setelah mendengar penjelasan dari ibu Nurul saya jadi mengerti kalau RUU ini tidak sejalan dengan norma dan ideologi bangsa Indonesia,” ujar seorang peserta dalam kajian di Desa Way Harong Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran, Lampung tersebut.
Baca: PKS Sosialisasikan RUU Perlindungan Ulama di Gorontalo
Sementara itu, Ketua Bidang Media AILA Suci Susanti melakukan edukasi parenting di Condet, Jakarta Timur.
Pada acara itu Suci menekankan, bahwa tidak semua informasi atau apapun yang dibawa dari luar Indonesia itu baik dan harus ditelan mentah-mentah.
“Sebagai warga negara Indonesia yang memiliki ideologi Pancasila dan negara yang beragama, sepatutnya kita mengkritisi apapun aturan yang diadopsi dari luar Indonesia,” terangnya.
Kemudian, di Bogor, Ketua Bidang Edukasi AILA Diana Widyasari menghadiri undangan Forum Group Discussion (FGD) para tokoh perempuan di Bogor. Selain Diana, turut hadir sebagai pembicara yaitu Prof. Euis Sunarti yang merupakan guru besar IPB dan pakar ketahanan keluarga.
Diana mengatakan, dirinya merasa aneh dengan Komnas Perempuan selaku pengusung RUU P-KS dimana ketika AILA Indonesia mengajukan Judicial Review di Mahkamah Konstitusi tentang pasal perzinaan dan pencabulan, Komnas perempuan justru memilih berseberangan dengan AILA.
“Hal ini membuat kami bertanya-tanya, sebenarnya Komnas Perempuan membela perempuan yang mana?” ucapnya.
Dalam FGD itu, para tokoh perempuan yang hadir sepakat untuk menolak RUU P-KS. Merekapun menandatangani rekomendasi bagi masyarakat Bogor untuk ikut serta menolak RUU P-KS.*
Baca: Wali Kota Padang Tolak RUU P-KS karena dinilai Pro LGBT