Hidayatullah.com– Mantan Menteri Agama RI KH Muhammad Tholhah Hasan berpulang ke Rahmatullah pada Rabu (29/05/2019) di RSUD Saiful Anwar Malang, Jawa Timur. Innalillahi wainna ilaihi rajiun.
Informasi dihimpun hidayatullah.com, Menteri Agama era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada Kabinet Persatuan Nasional itu meninggal sekitar pukul 14.10 WIB, di usia 83 tahun.
Almarhum sebelumnya dirawat di rumah sakit itu setelah kondisi kesehatannya sering memburuk sejak pertengahan Mei 2019.
Hilmi, putra Tholhah Hasan, membenarkan kabar duka tersebut kepada wartawan namun tidak merinci.
Kepergian Tholhah meninggalkan kedukaan termasuk bagi santrinya. Salah seorang santrinya, Muhammad Yunus, misalnya, menyampaikan ucapan belasungkawa atas kepergian sang guru.
“Selamat jalan Kiai Tholhah Hasan. Ulama karismatik yang dalam ilmu agama dan wawasan kebangsaannya kini telah menghadap Rab-Nya, Rabu 29 Mei 2019 bertepatan dengan 24 Ramadhan 1440 H di RS Syaiful Anwar Malang pukul 14.10 WIB,” ujarnya dalam penuturan tertulisnya diterima hidayatullah.com, Rabu sore.
Prof Drs KH Muhammad Tholchah Hasan lahir di Tuban, Jawa Timur, 10 Oktober 1938. Saat meninggal, posisinya di Universitas Islam Malang (Unisma) sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan. Ia tercatat sebagai rektor ke-2 Unisma sebelum akhirnya menjadi Menteri Agama RI era Gus Dur.
“Beliau adalah sosok guru yang ideal. Mengajar dengan hati. Pesan ceramahnya selalu menyentuh hati. Seakan menjadi pemuas dahaga orang yang kehausan di padang tandus. Tidak lekang dan sulit dilupakan. Wawasan pengetahuan yang sangat luas ditopang pengalaman hidup yang luar biasa mengantarkan beliau menjadi sosok ulama yang intelek, intelek yang ulama,” ungkap Yunus yang juga dosen Unisma.
Setiap kali memberikan mauidhah hasanah, Kiai Tholhah selalu menekankan untuk membuat monumen-monumen hidup. Itulah catatan amal yang tidak hanya untuk kepentingan sendiri tapi juga kepentingan orang banyak, terlebih untuk kepentingan agama. “Seperti yang termaktub dalam firman-Nya QS Yasin ayat 12 yang artinya “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).””
Selain itu, di matanya, almarhum selalu menekankan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama. Jangan menyulitkan orang lain jika kamu tidak bisa memberikan kemudahan. “Kira-kira itulah pesan-pesan luar biasa dari Al maghfurlah KH M Tholchah Hasan,” ungkapnya.
“Selamat jalan kiai, kami bersaksi bahwa kiai orang yang baik. Kembali menghadapNya dalam bulan yang baik. InsyaAllah kami siap meneruskan perjuangan kiai,” pungkasnya.*