Hidayatullah.com– Ribuan orang di Wamena, Lanny Jaya, Tolikara, Ilaga terpaksa mengungsi mencari tempat yang aman. Situasi di Wamena berdasarkan informasi diterima hidayatullah.com dari warga Papua hingga Selasa sore dilaporkan masih masih rusuh.
Sementara itu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih terus mengintimidasi warga Papua hingga kini. Beberapa orang korban kerusuhan diketahui merupakan warga Sumatera Utara
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk menangani warga Sumut yang ada di sana. Mengenai berapa jumlah pastinya warga Sumut di sana, katanya masih dalam proses pendataan.
Baca: Warga Sumbar Galang Rp1,3 M untuk Perantau Minang di Wamena
Gubernur Edy mengatakan, tim khusus segera diberangkatkan ke Wamena untuk menangani berbagai hal terkait warga Sumut di sana. Termasuk, katanya, memberikan bantuan yang dibutuhkan, melakukan pendataan, mentabulasi kebutuhan, dan kemungkinan penanganannya yang terbaik.
“Kita minta tim ini segera bekerja, agar warga Sumut yang ada di sana dapat segera dievakuasi, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tegasnya, Selasa (01/10/2019), di Kantor Gubernur Sumut, Medan kutip INI-Net, Rabu (02/10/2019), seraya mengatakan Pemprov Sumut telah berkoordinasi dengan berbagai pihak di Papua.
Gubernur Edy mengatakan bahwa tim khusus itu berada di bawah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut.
Sebagaimana diketahui, serangan teroris separatis bersenjata di sejumlah wilayah di Papua mengancam terjadinya eksodus di Papua. Setelah penebaran teror di Wamena, Lanny Jaya, dan Tolikara, Kota Ilaga juga menjadi target para separatis peneror itu yang dikenal Kelompok Kriminal Bersenjata.
Teroris KKB sudah berani menyerang perkampungan warga secara terbuka di Kota Ilaga, Ibu Kota Kabupaten Puncak, Papua. Penyerangan itu menyebabkan terjadinya kontak senjata antara separatis dengan aparat gabungan TNI-Polri.
Baca: Korban Tewas di Papua Terus Berjatuhan, Warga Waspada & Ketakutan
Separatis juga juga membakar rumah-rumah warga.
Kini warga pendatang di Wamena dipaksa mengungsi dan sebagian memilih angkat kaki atau pulang kampung. Sebanyak 10.000 pengungsi dan lebih 2.500 eksodus.*