Hidayatullah.com– Pondok Pesantren (PP) Sidogiri menolak segala bentuk penyimpangan dan penodaan agama terkait kasus ceramah Ahmad Muwafiq yang menuai berbagai kecaman.
“Ceramah Saudara Muwafiq mengandung unsur-unsur yang terkesan merendahkan kemuliaan Nabi ﷺ, seperti kalimat: Nabi ﷺ lahir biasa-biasa saja, tidak bersinar; saat kecil rembes, tidak terlalu terurus karena ikut kakeknya; kesenengannya bermain ke sana-kemari sehingga tidak sekolah akhirnya tidak bisa baca tulis; jika saat itu ada jambu maka beliau akan mencuri jambu itu,” ujar Pengasuh PP Sidogiri KHA Nawawi Abd Djalil di Pasuruan, Jawa Timur, dalam pernyataan sikapnya diterima hidayatullah.com, Jumat (06/12/2019).
Pernyataan sikap itu turut ditandatangani oleh Majelis Keluarga PP Sidogiri. Majelis Keluarga terdiri dari KHA Fuad Noerhasan, KH Abdulloh Syaukat Siradj, H Bahruddin Thoyyib, dan d Nawawy Sadoellah.
“Saudara Muwafiq juga terkesan meragukan riwayat tentang keistimewaan Nabi ﷺ pada masa kecil yang telah diyakini kebenarannya oleh kalangan pesantren, dengan mengatakan: “Kita tidak boleh angkuh karena semuanya hanya katanya dan tidak menyaksikan peristiwa itu sendiri secara langsung.”,” tambah Kiai Nawawi.
Baca: Buya Yahya: Jangan Membicarakan Nabi Muhammad dengan Hal yang Tak Pantas
Kiai Nawawi mengatakan, penjelasan tabayun yang dilakukan oleh Muwafiq setelah ramainya ceramah tersebut tidak mengandung pernyataan menarik ucapannya dan bertaubat dari kesalahan itu.
Mengingat hal itu, PP Sidogiri mengingatkan adanya sebagian umat Islam yang masih memberikan pembelaan terhadap Muwafiq terkait kasus tersebut.
Kiai Nawawi juga mengingatkan Muwafiq mengenai pesan tegas dari Hadratus Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari dalam Kitab “At Tanbiyatul Wajibat” yang terjemahannya berbunyi:
“Renungkalah apa yang telah kami sampaikan di dalam tiga keterangan pengingat ini mengenai (1) Wajibnya menghormati, memuliakan dan mengagungkan Nabi Muhammad ﷺ di saat menyebut kelahiran, menyebut hadits sertnya nama beliau; (2) haramnya menggunakan kata yang ditetapkan untuk dimuliakan bukan di tempat memuliakan, dan bahwa hal itu lebih dekat dengan pelecehan dan penghinaanl (3) ijmak ulama mengenai hukuman mati untuk orang yang melecehkan dan menyakiti (menghina) Nabi. Dengan merenungkan hal tersebut, maka akan menjadi jelas bagimu (jika kamu masih punya sedikit mata hati), bahwa perbuatan ini merupakan suatu yang sangat buruk dan tercela, serta memiliki konsekwendi hukuma yang sangat berat. Jika kau menyadari hal tersebut, maka kembalilah dan bertaubatlah kepada Allah dari keburukan yang akan membuatmu celaka di dunia dan akhirat.”
Dengan pertimbangan di atas, kata Kiai Nawawi, maka Pondok Pesantren Sidogiri menegaskan sikapnya, antara lain menyesalkan dan mengecam pernyataan-pernyataan Muwafiq dalam ceramah dimaksud, karena tidak menjaga adab dan terkesan merendahkan pribadi Rasulullah ﷺ.
PP Sidogir pun meminta agar Muwafiq untuk segera menarik ucapan-ucapannya tersebut serta bertaubat kepada Allah.
“Mengimbau umat Islam tetap menjaga persatuan umat, kepatuhan terhadap hukum agama dan negara, serta tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan dengan tanpa mengurangi ketegasan dalam menolak segala penyimpangan dan penodaan,” imbaunya.*