Hidayatullah.com— Setiap anak muda harus menjadi penuntut ilmu, karena yang nantinya akan menanamkan pondasi ilmu kepada generasi selanjutnya adalah anak-anak muda saat ini. Para pemuda harus mempelajari pondasi keilmuan terlebih dahulu, dalam artian sebelum fokus kepada spesifikasi keilmuan yang ditekuni.
“Harus difahami dulu sesuatu yang bersifat fundamental kemudian baru menuju sesuatu yang lebih spesifik yakni kelimuan yang akan kita tekuni, karena setiap orang mempunyai keterbatasan, baik itu keterbatasan fikiran, waktu ataupun tenaga sehingga kita harus memilih fokus keilmuan kita agar bisa kita sumbangkan di masa yang akan datang,” ujar Dr Tiar Anwar Bachtiar hari Kamis (11/6/2020) dalam diskusi akbar yang pertama dengan tema “Agenda Prioritas Membangun Peradaban Umat”.
Acara yang diselenggarakan Komunitas Rabithah Ukhuwah Islamiyah berlangsung secara daring via Google Meet ini dihadirkan sebagai kegiatan Grand Launching Komunitas Rabithah Ukhuwah Islamiyah (RUI). Diskusi dimulai pukul 19.45 hingga 21.30 WIB.
Dalam acara tersebut, Tiar juga memberi penjelasan ketika jiwa dan raga masih muda hendaknya penanaman pondasi keilmuan. Baginya, pondasi adalah landasan dan asas untuk kokohnya bangunan yang ada diatasnya.
“Pondasi itu dibangun dengan apa? yakni menggali sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan, jadi ilmu yang dimiliki harus beragam dan mulai dengan isu-isu yang besar-besar (isu global),” katanya.
Pakar sejarah ini sempat mengulas sejarah perjuangan umat Islam pasca-Turki Usmani. Menurutnya, Kekhilafahan Turki Usmani merupakan sebuah kekhilafahan yang besar di mana kekhilafahan inilah yang mengalahkan Konstantinopel dengan perjuangannya yang hebat nan luar biasa.
Kisah ini dapat dijumpai dalam kitab-kitab sejarah. Meski kekhilafahan dikenal masyhur, akan tetapi tidak ada yang abadi di dunia ini. Di abad 18 Turki Usmani mulai melemah, di abad 19 sudah benar-benar lemah dan akhirnya Turki Usmani runtuh pada abad 20.
“Perlu kita ketahui bahwasanya Turki Usmani adalah simbol atau lambang kekuatan umat Islam. Jika Usmani lemah maka menandakan bahwa umat Islam di mana-mana sudah lemah. Dan ketika umat Islam dalam situasi itu, mudah dimanfaatkan oleh musuh dari Eropa, karena Eropa lah yang memiliki dendam yang besar karena mereka pernah dikalahkan secara telak oleh Islam,” tuturnya.
Diskusi menghasilkan poin-poin kesimpulan, perlunya mempelajari Islam dengan baik. Termasuk mengembangkan pemikiran Islam dan kewajiban mengembangkan ilmu pengetahuan.*/ Agung Surya Jaya