Hidayatullah.com– Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menilai kurikulum darurat atau adaptif sangat dibutuhkan untuk pembelajaran di tengah pandemi Covid-19. Retno terus mempertanyakan belum rampungnya pembuatan kurikulum darurat ini, padahal tahun ajaran baru pembelajaran udah dimulai pada bulan ini.
“Padahal kami juga udah menulis surat ke Kementerian, menulis surat juga ke Presiden agar segera dibuatkan penyederhanaan kurikulum, namun hingga 13 Juli 2020, mulainya tahun ajaran baru kurikulumnya juga tidak selesai, nah ini menjadi pangkal masalah,” kata Retno dalam diskusi pendidikan bertema “Kebijakan dan Tantangan Pendidikan di Masa Pandemi” yang digelar Forum Monitor, Jumat (17/07/2020).
Retno menegaskan kalau kurikulum darurat ini begitu dibutuhkan agar guru dan murid tidak terbebani. Dia menilai dalam kondisi darurat di tengah pandemi ini tidak mungkin tercapai target kurikulum normal dapat tercapai.
Selain itu, dalam kurikulum darurat, Retno juga meminta agar Kemendikbud memperhatikan proses pembelajaran bagi murid bidang IPA dan vokasi serta disabilitas yang membutuhkan laboratorium.
“Kurikulum juga harus akomodir SMA bidang IPA yang harus memakai laboratorium, termasuk disabilitas. Kalau SMK butuh ke bengkel. Mulai dijadwalkan materi esensial yang mana saja yang anak harus praktek,” jelasnya.
Sebelumnya, pada Maret lalu, Plt Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Menengah Hamid Muhammad mengatakan saat ini pihaknya masih mengkaji usulan adanya kurikulum darurat di masa pandemi Covid-19. Kajian tersebut dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Balitbangbuk).
“Banyak permintaan misalnya dari KPAI, PGRI, agar Kemendikbud menerapkan kurikulum khusus pandemi COVID-19. Kami sudah sampaikan ke Balitbangbuk untuk dikaji,” ujar Hamid melalui keterangan tertulis, Jumat (17/06/2020).* Azim Arrasyid