Hidayatullah.com- Vaksin Nusantara yang diinisiasi mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi perhatian publik usai terjadi perdebatan antara DPR RI dan BPOM.
Presidium Farmasis Indonesia Bersatu (FIB) Subagiyo Achmad mengatakan, prinsip kehati-hatian yang dilakukan BPOM sudah tepat dan sudah sepatutnya didukung.
“Sudah selayaknya BPOM dibiarkan bekerja profesional dengan senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian, independensi, menjunjung integritas dan transparansi dalam setiap pengambilan keputusan pemberian izin edar, termasuk memastikan tahap-tahap uji klinis suatu vaksin,” ujar Subagiyo, Ahad (14/03/2021).
Menurut Subagiyo, lebih baik BPOM melakukan kajian yang mendalam dengan segala plus minusnya, ketimbang terburu-buru menyetujui tahapan uji klinis hingga keluarnya izin edar, sedangkan secara scientifik hasilnya belum memadai untuk dikeluarkan izin itu.
“Karena pemenuhan Good Clinical Practice (GCP), Good Manufacturing Practice (GMP), dan Good Laboratory Practice (GLP) mutlak diperlukan setiap sediaan farmasi yang edarkan ke masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Presidium FIB, Apoteker Dasrul, dia menegaskan bahwa tugas BPOM adalah menjaga keamanan, efikasi, dan mutu dari vaksin. Sehingga pemerintah harus menjamin bahwa BPOM harus dijauhkan dari tekanan dari pihak manapun.
“Karena itu, FIB mendukung penuh BPOM untuk bekerja sesuai dengan standar dan prosedur ilmiah yang selama ini menjadi karakter BPOM,” pungkasnya.
Diketahui, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (10/03/2021), Kepala BPOM, Penny Lukito menyatakan vaksin yang diprakarsai mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu dinilai tak sesuai kaidah saintifik.
Menurutnya, Pemenuhan GCP atau Cara Uji Klinik yang baik (CUKB) juga tidak dilaksanakan dalam penelitian ini.
Polemik itu kemudian turut menjadi perhatian presiden Joko Widodo. Dia mengingatkan agar proses pembuatan vaksin melalui kaidah saintifik atau keilmuan yang berlaku.
“Saat ini vaksin yang tengah dikembangkan di Tanah Air adalah vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara yang terus harus kita dukung. Tapi untuk menghasilkan produk obat dan vaksin yang aman, berkhasiat, dan bermutu, mereka juga harus mengikuti kaidah-kaidah saintifik,” kata Presiden Joko Widodo, Jumat (12/03/2021).* Azim Arrasyid