Hidayatullah.com- Oligarki politik menjadi ancaman serius terhadap demokrasi di Indonesia dan ancaman terhadap masa depan Indonesia menjelang Indonesia emas 2045. Generasi politik milenial harus melawan oligarki, baik oligarki politik, ekonomi, dan hukum.
Hal demikian menjadi perhatian khusus Ketua Komite I DPD RI, Fachrul Razi, dalam Talkshow Nasional Airpol 2021 Himpunan Mahasiswa Program Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga dengan mengangkat tema, “Polemik Freedom of Speech sebagai Penerapan Cyber Democracy di Indonesia”. Dia menjabarkan indeks demokrasi di dunia dan Indonesia serta pola interaksi negara dan civil society dimana keduanya semakin kompleks.
“Peran sipil society, saat ini pertama, menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi. Kedua, mempengaruhi kebijakan publik. Ketiga, sebagai sarana check and balance pemerintah, keempat mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah dengan mengembangkan SDM serta sarana komunikasi antar anggota masyarakat,” ujar Fachrul melalui keterangan tertulisnya, dikutip pada Selasa (23/11/2021).
Senator muda asal Aceh tersebut menambahkan, revolusi teknologi menuju demokrasi siber harus memiliki pijakan awal. Salah satunya dengan memperkuat generasi politik millenial dengan menguasai teknologi dan media sosial.
“Generasi politik milenial sangat potensial karena memiliki karakteristik tersendiri dan berpengaruh dalam menentukan siapa calon pemimpin bangsa. Ciri generasi milenial yaitu: Pertama, critical (berpikir kritis). Kedua, change (senang akan perubahan). Ketiga, communicative (mengkomunikasikan pilihannya dengan pihak lain). Serta keempat, community (tergabung dalam komunitas),” jelasnya.
Menurut Alumni FISIP Universitas Indonesia itu fenomena politik global dipengaruhi oleh peran pengguna media sosial. “Pengaruh media sosial mampu melakukan perubahan di negara otoriter dan oligarki berubah menjadi demokratis karena adanya kontrol yang dilakukan generasi milenial, dan generasi milenial di Indonesia harus mempraktikkan untuk melawan oligarki saat ini,” tegas Fachrul.
Fachrul juga mengatakan bahwa oligarki harus diubah menjadi sistem demokrasi hanya melalui amandemen konstitusi. “Generasi politik milenial harus bersuara masif di media sosial dalam melawan oligarki,” terangnya.
Dalam presentasinya, Fachrul Razi juga menjelaskan, sebagai Pilar Keempat, media massa memiliki kecenderungan terkooptasi dengan kepentingan dan kekuasaan. Oleh karena itu menurutnya, media sosial digadang-gadang sebagai pilar kelima dalam demokrasi.
Media sosial hadir dengan memberikan ruang-ruang yang lebih inklusif, egaliter, dan murah. Sifat terbuka dan interaktif dari internet ini berpotensi untuk meningkatkan partisipasi politik warga negara.
Terakhir senator mengingatkan kepada peran milenial di antaranya, Jadilah generasi milenial yang cerdas, kritis, dan demokratis serta cerdas teknologi dan cerdas informasi. Dirinya menekankan agar generasi politik mengunakan ruang digital dalam membangun partisipasi politik dan membangun demokrasi. “Lawan oligarki dengan cyber demokracy dan mari kita lawan hoax,” pungkasnya.*