Hidayatullah.com–Salah satu dampak besar akibat erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (04/12/2021) adalah terputusnya Jembatan Gladak Perak. Akses penghubung utama Lumajang-Malang, Jawa Timur, tersebut luluh lantak usai diterjang lahar Gunung Semeru.
Putusnya Jembatan Gladak Perak membuat lalu lintas dari Lumajang menuju Malang dan sebaliknya ikut terputus. Rekayasa lalu lintas kemudian dilakukan guna menghindari penumpukan kendaraan karena putusnya jembatan.
Kondisi terkini jembatan bernama asli Besuk Koboan tersebut masih mengenaskan. Meski aliran lahar sudah terhenti, akses penyeberangan tetap tak memungkinkan.
Badan jembatan dan ruas jalan di sisi timur ambrul hampir tak bersisa. Pantaun hidayatullah.com pada Kamis (09/12/2021), belum nampak perbaikan dari pemerintah di jembatan tersebut.
Akses menuju jembatan hanya diblokir dengan palang dan pembatas seadanya. Beberapa warga masih berlalu-lalang, di antaranya mengecek sisa warung milik mereka yang terletak di wilayah yang diisolasi.
Selain itu, putusnya Jembatan Gladak Perak juga membuat upaya evakuasi di Kecamatan Pronojiwo juga menjadi lebih sulit. Bahkan sebelumnya, Wakil Bupati Lumajang sempat meminta bantuan kepala daerah terdekat guna bisa membantu upaya evakuasi di Pronojiwo yang sementara ini aksesnya terputus karena Jembatan Gladak Perak tak bisa dilewati.
Gunung Semeru mengalami erupsi pada Sabtu (04/12/2021) dengan memuntahkan abu vulkanik. Arah muntahan awan panas itu menuju ke Curah Kobokan dengan jarak 10-11 kilometer. Selain awan panas, catatan yang disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Semeru juga mengeluarkan lava pijar yang teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.
Selain menyebabkan kehilangan nyawa serta kerusakan infrastruktur seperti ambruknya jembatan, tak jarang para korban selamat juga mengalami trauma. Tim SAR bersama lembaga amil zakat Baitul Maal Hidayatullah menyampaikan akan segera membuka program trauma healing. Di antara prioritasnya adalah, program bermain dan belajar untuk anak-anak warga yang terdampak.**