Hidayatullah.com — Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, menyebut tulisan rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santosa Purwokartiko yang menyebut wanita berpenutup kepala atau berhijab sama dengan manusia gurun termasuk kategori ujaran rasis dan xenophobic.
Ismail Fahmi, melalui akun Twitternya, berpendapat bahwa Budi Santosa adalah contoh korban “firehose of kadrunisasi”.
“Tulisan Prof Budi Santosa Purwokartiko ini bisa masuk kategori ‘rasis’ dan ‘xenophobic’,” tweet Ismail pada Jumat (29/04/2022).
Ia mengira Budi Santosa adalah contoh korban dari “firehose of kadrunisasi”. Dia juga meminta masyarakat agar tidak mencontoh ujaran rasis seperti itu.
Selain itu Ismail Fahmi membeberkan alasannya ikut mengomentari unggahan rasis Budi. Ismail tidak ingin seorang reviewer LPDP yang diambil dari pajaknya bersikap rasis berdasarkan baju dan kata-kata.
“Kenapa saya turut komentar ttg tulisan Prof Budi? Karena beliau reviewer LPDP, yg diambil dari pajak saya. Saya ingin reviewer tidak rasis berdasarkan baju dan kata2 kepada siapapun,” ungkap Ismail.
Sebelumnya, Rektor ITK Budi Santosa Purwokartiko memposting unggahan yang memuat ujaran rasis tentang manusia gurun itu di Facebook. Unggahan tersebut merupakan pendapatnya saat mewawancarai kandidat penerima beasiswa LPDP.
Dalam unggahannya Budi Santosa mengaku mewawancarai 12 mahasiswi LPDP yang semuanya tidak mengenakan hijab ala “manusia gurun”.
“Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak ada satupun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar2 openmind. Mereka mencari Tuhan ke negara2 maju seperti Korea, Eropa barat dan US, bukan ke negara yang orang2nya pandai bercerita tanpa karya teknologi,” tulis Budi dalam unggahan yang saat ini sudah dihapus itu.*