Hidayatullah.com — Penyelenggaraan 8TH World Peace Forum (WPF) menghasilkan sejumlah pernyataan sikap yang dijadikan satu dalam Surakarta Message. Surakarta Message dibacakan di The Sunan Hotel, Surakarta, Jumat, 18 November 2022.
Ada 4 substansi Surakarta message yang dibacakan dengan menggunakan bahasa Inggris oleh anggota Panitia pengarah (Steering Committee) World Peace Forum Didik J Rachbini, yang juga Rektor Universitas Paramadina Jakarta di hadapan para peserta World Peace Forum (WPF)
Wakil Ketua Panitia Pengarah Panitia Penyelenggaran World Peace Forum (WPF), Syafiq A. Mughni, menyampaikan 4 isi Surakarta Message tersebut. Pertama, mengenai keadaan dunia sekarang ini yang berada dalam krisis yang disebabkan ketegangan antara kekuatan super power termasuk perang Rusia dan Ukraina.
“Situasi ini memungkinkan terjadinya perang. Dan kalau menggunakan nuklir tentu akan menghadirkan korban sangat besar,” kata Syafiq A. Mughni.
Kedua, persoalan ekstremisme di banyak negara baik yang menyangkut agama maupun politik. Artinya sikap nonkooperatif, diskriminatif menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Ketiga, menyangkut pemanasan global. Apabila situasi ini terus berlanjut berakibat tidak akan menyisakan kehidupan di dunia ini.
“Keempat, dampak Covid-19 yang sampai sekarang masih belum pulih yang menyangkut hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat global,” ujar anggota PP Muhammadiyah tersebut.
Menurut Syafiq A. Mughni, beberapa persoalan tersebut harus bersama-sama di hadapan oleh banyak pihak.
Caranya yang pertama harus memperkuat solidaritas. Pihak yang kuat harus mendukung pihak yang kuat dengan mendistribusikan kekayaan material dan moral sehingga terjadi keadilan.
“Kedua, persaudaraan antarmanusia juga harus disertai jalan tengah (middle path). Bahwa dalam beragama atau sosial kita harus menganut middle path sehingga kita bisa menghindari sikap ekstrem yang tidak akan memberikan kekuatan terbangunnya persaudaraan kemanusiaan,” terang Syafiq Mughni.
Syafiq Mughni menyampaikan digunakannya nama Surakarta Message mengingat penyelenggaraan World Peace Forum (WPF) ke 8 ini berada di Kota Surakarta.
“Kita sudah 8 kali ini mengadakan pertemuan semacam ini dan kita menggunakan tempat untuk membuat pernyataan sikap. Kemarin ada namanya Bandung Message, Bogor Message dan lain sebagainya,” kata Syafiq Mughni.
Syafiq menyampaikan Surakarta Message ini akan disebarkan secara nasional maupun internasional supaya ada perhatian bersama dan akan menjadi program yang akan dijalankan Forum Poros Dunia Jalan Tengah. “Forum Poros Dunia Jalan Tengah ini yang akan mengemban, melaksanakan substansi Surakarta Message kepada khalayak,” ungkap Syafiq Mughni.
Sementara itu, Ketua World Peace Forum, Din Syamsuddin menyampaikan, Surakarta Message yang sudah dibacakan draftnya oleh panitia pengarah tadi pada dasarnya menggambarkan permasalahan dunia yang diliputi krisis multi dimensi.
Ada krisis energi, lingkungan hidup, pangan yang dengan adanya Covid-19 kemarin mengkristal menjadi menjadi kerusakan dunia (global damages) yang akut.
“Oleh sebab itulah kerjasama antaragama, kooperasi antaragama jadi hal mendasarkan yang harus selalu dilakukan,” terang Din Syamsudin.
Din Syamsyudin mengatakan Surakarta Message yang dibacakan tadi masih terbuka untuk dijadikan revisi oleh peserta forum. Mengenai deklarasi Forum Poros Dunia Jalan Tengah akan dilakukan pada akhir World Peace Forum ke 8 ini.
“Insyaallah di akhir acara kita luncurkan gerakan dunia baru poros dunia jalan tengah. Insyaallah saya menjadi ketuanya dan Dr. Mustafa Ceric, mantan Grand Mufti Bosnia Herzegovina, akan menjadi Ketua Dewan Internasional Forum Poros Dunia Jalan Tengah ini,” terang Din Syamsudin.
Terakhir, Din menambahkan, Surakarta Message ini diharapkan bisa dipahami oleh seluruh pihak.*