Hidayatullah.com—Ketua MUI Bidang Ukhuwah dan Dakwah, KH M Cholil Nafis bersembunyi di balik meja saat musibah gempa bumi Senin (21/11/2022) siang dengan pusat gempa berada di 10 KM barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
“Saat gempa siang ini di Cianjur, saya menyelamatkan diri dengan mempraktikan berlindung di bawah meja. Getaran di lantai 11 sungguh terasa goyang dan cukup lama,” demikian ciutan Cholil Nafis di akun instagram-nya, Senin (21/11/2022).
Kiai Cholil Nafis mengaku, saat musibah gempa, ia sedang berada di Gedung BSI Lantai 11 Jalan M Thamrin Jakarta. “Saya siang tadi sedang berada di Gedung BSI Lt. 11 Jl MH Thamrin, Jakarta acara Sosialisai Wasathiyatul Islam kepada para ta’mir Masjid se-DKI Jakarta,” lanjutnya.
Akibat musibah ini, acara sosialisasi wasathiyatul Islam terpaksa harus dihentikan. “Walhamdulillah tidak terjadi bahaya dan tak ada kerusakan. Namun acara dihentikan karena sesuai protap gedung BSI, semua gedung dikosongkan,” ujarnya, menambahkan acara akhirnya ditunda di kesempatan berikutnya.
“Bismillah walhamdulillah mendapat perlindungan Allah SWT,” katanya.
Seperti diketahui, dilaporkan sebanyak 17 warga dikabarkan meninggal dunia saat peristiwa gempa bumi yang terjadi Senin (21/11/2022) sian dengan pusat gempa berada di 10 KM barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, BNPB terus melakuan upaya penanganan bencana gempa bumi di Cianjur
“BNPB terus melakukan pendataan jumlah korban, korban jiwa khususnya di Kabupaten Cianjur 17 orang meninggal dunia dan 19 orang warga alami luka-luka cukup berat,” ujar Suharyanto saat melakukan keterangan pers Senin (21/11/2022) pukul 16.15 WIB.
“BNPB akan menempatkan satu unit helikopter untuk mempermudah penanganan darurat bencana, evakusi dan pendistribusian logistik ke lokasi-lokasi terisolir,” tuturnya.
Berdasarkan pendataan yang disusun oleh Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB, dampak yang diakibatkan gempa tersebut turut merusak beberap bangunan, seperti 343 unit rumah rusak berat, satu unit pondok pesantren rusak berat, RSUD Cianjur alami rusak sedang. Kemudian empat unit Gedung pemerintah, tiga unit fasilitas pendidikan, satu unit sarana ibadah, satu unit toko dan satu unit cafe juga alami kerusakan, serta ada jalanan yang terputus.*