Hidayatullah.com—cendekiawan dan mantan wartawan Istana Adian Husaini mengatakan, definisi politisi busuk yang diungkapkan terdakwa kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sangat berbahaya.
Pernyataan dimaksud adalah saat Ahok menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, Jl. Gajahmada, Selasa (13/12/2016) lalu yang menyebut, bahwa penyeru larangan memilih pemimpin kafir adalah politisi busuk yang tidak bisa bersaing secara program dan memecah belah bangsa. Menurut Adian, hal itu justru memicu kembali persoalan.
“Kalau yang dianggap busuk ini adalah mereka yang menyampaikan kewajiban memilih pemimpin beriman ini bahaya,” ujarnya pada Ulasan Media Radio Dakta 107 FM, Rabu (14/12/2016).
Peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) ini mengungkapkan, di Amerika sendiri, dengan terpilihnya Donald Trump sekarang, banyak yang mengatakan hal itu sebagai jalan mendekatkan kepada turunnya Kristus kedua. Terutama oleh kalangan Kristen kanan fundamentalis.
“Amerika yang begitu bebas saja, argumentasi agama itu biasa. Nah umat Islam berpolitik dengan al-Qur’an itu tidak bisa dilarang sebetulnya,” ungkapnya.
“Dan itu bukan soal SARA. Jadi kalau ada yang menyeru pilih pemimpin yang seiman itu bukan busuk,” sambung Adian.
Ia menambahkan, bahkan belum lama ini para kyai di Pesantren Sidogiri, Pasuruan mengeluarkan sikap resmi meminta umat tidak mendukung pemimpin non muslim.
“Ayat-ayatnya juga disertakan jelas. Jadi pengertian seperti itu dipakai oleh para ulama,” pungkasnya.*