Hidayatullah.com– Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) turut mengutuk keras peledakan bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Ahad (13/05/2018) pagi.
“Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan 1439 H, masyarakat dikejutkan dengan aksi narapidana Terorisme di Mako Brimob serta yang terbaru, ledakan bom di tiga Gererja di Surabaya, Ahad (13/5).
Rangkaian kejadian itu menunjukkan bahwa radikalisme, apalagi yang mengatasnamakan agama, sungguh sangat memprihatinkan dan mengiris hati kita semua,” ujar Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, dalam pernyataannya di Jakarta, Ahad, bersama Sekretaris Jenderal Helmy Faishal Zaini.
Oleh sebab itu, menyaksikan dan mencermati dengan seksama rangkaian peristiwa di atas, khususnya peristiwa bom di tiga Gereja di Surabaya, PBNU menegaskan, pertama, mengecam dan mengutuk keras segala tindakan terorisme, apapun motif dan latar belakangnya.
“Segala macam tindakan menggunakan kekerasan, apalagi yang mengatasnamakan agama dengan cara menebarkan teror, kebencian, dan kekerasan bukanlah ciri ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Islam mengutuk segala bentuk kekerasan. Bahkan tidak ada satu pun agama di dunia ini yang membenarkan cara-cara kekerasan dalam kehidupan,” ujarnya.
Kedua, menyampaikam rasa belasungkawa yang sangat mendalam kepada keluarga korban atas musibah yang sedang dialami. “Segala yang terjadi merupakan suratan takdir dan kita harus menerimanya dengan penuh sikap kedewasaan, lapang dada, ketabahan dan kesabaran.”
Selain itu, PBNU mendukung penuh upaya dan langkah-langkah aparat keamanan untuk mengusut secara cepat dan tuntas motif, pola, serta gerakan yang memicu terjadinya peristiwa tersebut.
Menurutnya, gerakan terorisme sudah semakin sedemikian merajalela, maka diperlukan penanganan khusus yang lebih intensif dari pelbagai pihak, utamanya negara melalui keamanan.
PBNU pun mengajak seluruh warga Indonesia untuk bersatu padu menahan diri, tidak terprovokasi, serta terus menggalang solidaritas kemanusiaan sekaligus menolak segala bentuk kekerasan.
“Jika mendapati peristiwa sekecil apapun yang menjurus pada radikalisme dan terorisme segera laporkan ke aparat keamanan. Segala hal yang mengandung kekerasan sesungguhnya bertentangan dengan ajaran Islam dan bahkan bertentangan dengan ajaran agama apapun.
Islam mengajarkan nilai-nilai kesantunan dalam berdakwah. Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an:
أدع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسن
Artinya, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan Al Hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (Q.S. An-Nahl: 125),” jelasnya.
Baca: Dugaan Skandal Gereja Bethany Surabaya, Pendeta Gelapkan Dana Jemaat Rp 4,7 Triliun
Selanjutnya, PBNU mengimbau warga NU untuk senantiasa meningkatkan dzikrullah dan berdoa kepada Allah Subhanahu Wata’ala untuk keselamatan, keamanan, kemaslahatan, dan ketenteraman hidup dalam berbangsa dan bernegara.
“NU juga meminta kepada semua pihak untuk menghentikan segala spekulasi yang bisa memperkeruh peristiwa ini. Kita percayakan penanganan sepenuhnya di tangan aparat keamanan. Kita mendukung aparat keamanan, salah satunya dengan cara tidak ikut-ikutan menyebarkan isu, gambar korban, dan juga berita yang belum terverifikasi kebenarannya terkait peristiwa ini,” pesannya.
NU mendesak pemerintah untuk mengambil langkah tegas serta cepat terkait penanganan dan isu terorisme dan radikalisme.
Langkah ini dinilai harus ditempuh sebagai bagian penting dari upaya implementasi dan kewajiban negara untuk menjamin keamanan hidup warganya.
“Dan apapun motifnya, kekerasan, radikalisme, dan terorisme tidak bisa ditolerir apalagi dibenarkan, sebab ia mencederai kemanusiaan,” pungkasnya.*