Hidayatullah.com — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengutuk aksi penyerbuan Zionis ‘Israel’ terhadap kaum muslim Palestina yang tengah beribadah di Masjid Al-Aqsha pada Jum’at (15/4/2022). Ia menyebut aksi biadab tantara Zionis itu adalah serangan terhadap peradaban dunia.
Haedar Nashir dalam keterangan resminya, sebagaimana dikutip oleh Hidayatullah.com, menyinggung betapa berat penderitaan rakyat Palestina sejak tahun 1948. Selain kehilangan tanah airnya yang sah, rakyat Palestina juga terus menerus diserang, ditembaki, diteror, dan diagresi secara fisik sepanjang hidupnya.
“Perempuan dan anak-anak Palestina pun selalu menjadi korban kekejaman Israel,” ucap Haedar saat Milad ke-58 Tahun IMM dan Pendirian Pusat Studi Islam IMM DIY, dilansir dari laman Muhammadiyah, Sabtu (16/4/2022).
Ia menegaskan, kekejaman demi kekejaman yang dilakukan ‘Israel’ sejatinya bukan hanya menyangkut serangan brutal terhadap bangsa Palestina, tapi juga merupakan serangan nista terhadap peradaban dunia. Dunia modern yang seharusnya menjunjung tinggi kebebasan dan hak hidup manusia atau suatu bangsa, sungguh tidak dihiraukan oleh ‘Israel’.
“Israel sendiri selalu memiliki alasan dalam melakukan serangan apapun dan kapan pun terhadap rakyat Palestina. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) maupun negara-negara adidaya nyaris bungkam jika menyangkut serangan Israel. Tidak ada kecaman keras, apalagi sanksi,” cetus Haedar.
Bila dalam kasus agresi Russia ke Ukraina sertamerta negara-negara Eropa dan Amerika Serikat langsung bereaksi keras dan memberi sanksi, kata Haedar, hal serupa tidak berlaku bagi ‘Israel’. “Israel itu seakan boleh melakukan serangan fisik dan militer dalam bentuk apapun di wilayah Palestina.”
“Rakyat dan wilayah Palestina dianggap bebas untuk diinvasi Israel sekehendaknya. Lembaga-lembaga dan para aktivis hak asasi manusia di seluruh dunia pun nyaris bisu,” imbuhnya.
Bila ada satu peristiwa dengan korban kecil di suatu negara selalu mudah menjadi isu dunia sebagai pelanggaran HAM, namun tiadak berlaku bagi ‘Israel’. Kelompok-kelompok pengusung perdamaian dunia dan forum-forum agama-agama nyaris bisu bila menyangkut ‘Israel’, seolah semua serangan demi serangan fisik itu menjadi lumrah.
Haedar juga menyentil penyuara anti-radikalisme dan anti-terorieme yang tidak terdengar sikap garangnya bila menyangkut tindakan super-radikal dan super-teror Zionis ‘Israel‘.
Haedar mengatakan, hal-hal itu merupakan ironi tragis dunia global saat ini.
“Kenapa di era dunia modern saat ini yang semestinya menjunjungtinggi peradaban manusia dengan segala hak asasinya masih terus membiarkan Israel untuk bebas menyerang, menyerbu, menginvasi, mengaresi, dan menindas bangsa lain tanpa sanksi dan usaha serius PBB dan negara-negara di dunia untuk menghentikannya secara nyata?” kata Haedar.
Ia menuturkan, ketika Irak era Saddam Hussein menginvasi Kuwait, negara-negara sekutu Eropa sigap menghancurkan Irak hingga nasibnya nesta sampai saat ini. Begitu pun bila ada invasi atau pelanggaran HAM berat di suatu negara, banyak suara menentang dan mengecam. Namun, Israel menjadi pengecualian.
“Inilah nestapa dan kelumpuhan peradaban dunia modern saat ini,” kecam Haedar.*
Baca juga, Muhammadiyah Ajak Umat Islam Bebaskan Masjid Al-Aqsha