Hidayatullah.com–Ketua Mejelis Umum Indonesia (MUI), bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH. Cholil Nafis turut menanggapi kenaikan harga BBM bersubsidi, Pertalite, Solar, dan Pertamax. Ia memberi sindiran yang mengarah kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tak berjanji jika tak bisa menepati.
“Intinya BBM naik meskipun bukan di tgl 1 September 22,” ujar Cholil Nafis melalui akun Twitternya @cholilnafis, Ahad (4/9/2022), sebagaimana dilihat oleh Hidayatullah.com.
“Pikirkan matang-matang agar tidak berjanji jika sekiranya tak bisa menepatinya. Karena kondisi ekonomi berubah sehingga memaksa kebijakan harus berubah,” lanjutnya.
Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menilai masyarakat tengah memanggung beban. Dia menyarankan, berdoa dan sabar untuk meringankannnya.
“Masyarakat menanggung beban, hanya doa, sabar, dan upaya keras utk meringankannya,” terang Cholil Nafis.
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo baru-baru ini mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Jokowi menyebut, kenaikan harga tersebut harus dilakukan meski dengan berat hati.
Alasannya adalah subsidi BBM begitu besar hingga membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Apalagi subsidi dinilai, 70 persen dinikmati oleh orang yang mampu.
“Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkai\u dengan memberikan subsidi dari APBN,” kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers di hadapan media, Sabtu 3 September 2022.
“Saat ini Pemerintah harus membuat keputusan sulit. Ini adalah pilihan terakhir Pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM,” lanjut Presiden.
Oleh karena itu, kini harga BBM Pertalite menjadi Rp10.000, Solar Rp6.800, dan Pertamax Rp14.500 per liter.