Hidayatullah.com–Seorang pejabat Palestina hari Rabu (05/10/2011) mengungkapkan bahwa otoritas penjara Israel, IPS, menambahkan larangan baru bagi para tahanan Palestina yang dikurung dalam penjara-penjara Zionis.
Kepala Nadi Al Asir dan mantan menteri urusan tahanan Palestina, Qouddoura Faris, mengatakan kepada Radio Suara Palestina bahwa IPS memutuskan untuk melarang masuk hidangan ayam utuh ke penjara, sebagai bagian dari hukuman terhadap sekitar 7.000 tahanan Arab dan Palestina.
Menurut Faris, seorang pejabat IPS (Israeli Prison Service) berkata, “Ayam utuh disajikan untuk perayaan hari-hari suci dan pesta. Dan kami tidak akan membiarkan mereka untuk bersenang-senang bahkan saat makan.”
Sebagaimana dilaporkan Arab News, pada bulan Juni lalu seorang tahanan Palestina bernama Sa’ed Omar memajang sejumlah foto hidangan lezat yang dinikmati bersama teman-temannya di laman Facebook-nya. Omar dihukum penjara 19 tahun oleh Zionis Israel.
Foto tersebut menuai kritik terhadap IPS dan pemerintah Zionis dari para pendukung pembebasan Gilad Shalit, prajurit Israel yang ditahan Hamas.
Keputusan Israel mengeluarkan larangan hidangan ayam ini bertepatan dengan hari ke-9 aksi mogok makan yang dilakukan para tahanan Arab dan Israel, yang menuntut perbaikan fasilitas untuk para tahanan dan penghapusan sejumlah larangan.
Sebagaimana diketahui, pada bulan Juni lalu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, memberlakukan sejumlah batasan dan larangan bagi tahanan Arab dan Palestina, sebagai bagian dari upaya menekan Hamas agar membebaskan Gilad Shalit.
Larangan dan batasan yang diberlakukan Zionis antara lain, pembatasan kunjungan keluarga, pembatasan akses untuk mendaftarkan diri ke perguruan tinggi atau universitas, larangan memasukkan buku-buku bacaan ke dalam penjara, larangan memasukkan telepon dan saluran televisi Arab.
Dalam aksi mogok yang masih berlangsung ini, tahanan Arab dan Palestina juga menuntut diakhirinya pemeriksaan menyeluruh dengan cara menelanjangi tahanan. Mereka menuntut agar sel isolasi ditiadakan dan penghapusan hukuman denda atas para tahanan.
Hingga kini kesepakata pertukaran tahanan antara Hamas dan Zionis Israel belum dicapai.
Hamas menginginkan agar Shalit ditukar dengan 1.000 tahanan Palestina, termasuk di antaranya tokoh-tokoh perlawanan Palestina. Sedangkan Israel tidak mau membebaskan sejumlah tahanan Arab dan Hamas.
Sementara itu, terkait kabar kedatangan utusan Jerman Gerhard Konrad yang menjadi mediator perundingan masalah tahanan di Kairo, dibantah oleh Riad Al Ashqar.
Menurut menteri Hamas untuk urusan tahanan dan bekas tahanan Palestina itu, peran “mediator Jerman itu sudah benar-benar berakhir dan ia tidak akan datang lagi.”
Al Ashqar menegaskan hingga kini tidak ada kesepakatan tentang pertukaran tahanan dengan Zionis.
Al Ashqar juga menyebut kedatangan Konrad hanya bertujuan untuk mengacaukan dan mengalihkan perhatian atas aksi mogok makan yang dilakukan oleh para tahanan Arab dan Palestina yang dikurung di 23 kamp tahanan dan penjara Zionis.*