Hidayatullah.com–Puluhan tahun sudah sejak berdirinya, HAMAS bersama rakyat Palestina melaukan perlawanan terhadap Penjajah. Perlawanan bersenjata yang harus mereka bayar mahal. Ratusan ribu terluka dan tewas. Lainnya mendekam puluhan tahun di penjara. Bahkan hingga hari ini.
Liku-liku para pejuang Palestina di tahanan, ditulis Gerakan Perlawanan Islam/ Harakah Muqawamah Islamiyah (HAMAS) melalui laman resminya Hamas.ps, pada Senin (14/12/2015).
Para pemimpin HAMAS memberi contoh terbaik. Seperti Sang Pelopor perjuangan mereka, Syeikh Ahmad Yasin. Ulama yang Beliau dua kali mendekam di dalam penjara. Satu diantaranya selama 15 tahun. Komandan Syahid Abdul Aziz Rantisi, termasuk orang pertama yang diciduk dan ditahan oleh penjajah pada Intifada pertama. Pada hari itu banyak panglima gugur. Seperti Jamal Salim, Jamal Mansour, Ibrahim Makadmeh dan Ismail Abu Shanab.
Di antara mereka bahkan dijatuhi hukuman penjara lebih lama dari umurnya. Seperti Abbas Sayyid yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup (36 tahun) dan ditambah 150 tahun lagi.
“Para pemimpin HAMAS di atas ingin menunjukan bawa sekalipun Penjajah menjadikan jeruji besi sebagai cara terbaik menghentikan perlawanan. Bahkan perlawanan tetap berlanjut dan memperkuat barisannya!” tulis Hamas dalam situsnya.
‘Universitas Nabi Yusuf’ dan Basis Baru Perlawanan
Mendapati diri mereka akan mendekam puluhan tahun bahkan menghabiskan masa hidupnya di dalam penjara, para pejuang tidak lantas putus asa apalagi berpangku tangan. Sebaliknya, mereka ‘merubah’ ruang tahanan itu menjadi ‘Universitas Nabi Yusuf.’ Tempat belajar dan berpolitik. Basis baru perlawanan.
Pada tahun 1992 mulailah mereka merapatkan barisan kemudian menyatukan kekuatan di dalam penjara. Terbentuk lah Cabang baru HAMAS di dalam Penjara. Seperti di Penjara Zionis di al-Quds, Ramallah, dan lainnya. Mereka melanjutkan gerak perlawanan dari dalam penjara. Komandan Abdul Aziz Rantisi mengomandoi gerakan di Penjara Pusat Gaza. Isma’il Abu Shanab di Penjara Ramallah. Dan Ahmad Ja’bari di Penjara Asqolan.
Berikut Pemimpin HAMAS di dalam penjara:
2004-2006: Muhammad Jamal Natsyah dan Wakil nya Ruhi Musytahi
2006-2008: Yahya Sinwar dan Wakil nya Abdul Khaliq Natsyah
2008-2011: Abbas Sayyid dan Wakil nya Muhammad Isa
2011-Sekarang: Muhammad Arman
Meski dipenjara, mereka tetap membentuk Madrasah Stanawiyah dan Universitas bagi para tahanan Palestina. Dosen dan mahasiswa nya adalah tahanan Palestina sendiri. Layaknya madrasah dan universitas pada umumnya, mereka belajar mata pelajaran agama juga dunia.
Ambil contoh Syahid Ibrahim Muqaddimah, yang memberikan kuliah kepada para tahanan, juga melanjutkan belajarnya. Bahkan menyusun buku nya sendiri dan menulis syair.
Abdullah Barghouti bahkan menyusun buku berjudul “Muhandis ‘Ala thariq” dan enam buku lainnya.
Juga Muhammad Arman, beliau menyusun buku yang menceritakan cerita perlawanan dia terhadap penjajahan.
Merebut Kemerdekaan
Membebaskan para tahanan adalah salah satu agenda besar dan terpenting bagi HAMAS. Dan hal itu hanya bisa dilakukan dengan melawan Zioinis, bukan mengemis.
Salah satu usaha tersebut adalah sebuah operasi khusus menculik dan menawan serdadu Zionis, Ghilad Salit. Kemudian menukar nya dengan 1027 tahanan Palestina pada tahun 2011.
Hingga hari ini, berikut rakyat Palestina yang mendekam di dalam penjara Zionis-Israel; Gaza: 363, al Quds dan Distric 48: 850, Tepi Barat: 5550, dan 32 dari Arab.*