Hidayatullah.com–Palestina yang diduduki menghadapi “realitas suram” karena menghadapi kemungkinan penurunan penyelesaian yang dinegosiasikan untuk mengakhiri konflik dengan ‘Israel’. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Selasa (01/12/2020), lapor Anadolu Agency.
“Saya berbicara kepada Anda hari ini dengan rasa khawatir yang mendalam tentang kenyataan suram di Wilayah Pendudukan Palestina dan berkurangnya prospek untuk menyelesaikan konflik, yang telah terjadi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak didirikan,” kata kepala PBB itu dalam pertemuan virtual, memperingati Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina.
Pandemi virus corona telah memperburuk situasi yang sudah mengerikan, kata Guterres. Sementara ‘Israel’ mencegah rencana untuk secara resmi mencaplok Tepi Barat, itu terus berlanjut dengan perluasan pemukiman khusus Yahudi di wilayah pendudukan.
“Di lapangan, perluasan perencanaan dan konstruksi permukiman terus berlanjut, sementara pembongkaran dan penyitaan bangunan milik Palestina oleh otoritas ‘Israel’ di seluruh Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, mencapai tingkat tertinggi yang tercatat dalam empat tahun,” katanya. “Tindakan seperti itu bertentangan dengan hukum internasional dan merusak prospek pembentukan negara Palestina yang berdampingan dan layak. Tindakan kekerasan, ancaman eskalasi terus-menerus di Gaza, pembatasan pergerakan dan akses, hasutan, dan pelanggaran hak asasi manusia terus berlanjut, membuat situasi menjadi sangat tidak stabil,” tambahnya.
Wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat dan Yerusalem Timur, telah diduduki ‘Israel’ sejak 1967. Pendudukan dianggap ilegal menurut hukum internasional.*