Hidayatullah.com—Pemantau independen menolak klaim adanya kecurangan dalam pemilu 2020 di Myanmar.
Asian Network for Free Elections mengatakan hasil pemilu 2020, yang dimenangkan oleh partai National League for Democracy (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi, telah mencerminkan kemauan rakyat Myanmar, lansir Reuters Rabu (19/5/2020).
Militer menjustifikasi kudeta 1 Februari dengan alasan kecurangan pemilu, meskipun mereka tidak menyodorkan bukti.
Suu Kyi dan para pejabat terpilih lain ditangkap pada 1 Februari pagi dalam rangkaian aksi penggerebekan oleh militer. Sejak itu Suu Kyi hanya ditampakkan lewat sambungan video.
Laporan pemantau pemilu itu menggambarkan keputusan militer untuk mengabaikan hasil pemilu “tidak dapat dibela”.
Asian Network for Free Elections, Yang menempatkan pemantau di lebih dari 400 tempat pemungutan suara pada masa pemilu November 2020 itu, memang mengakui ada sejumlah “penyimpangan” terkait bagaimana pemungutan suara dilakukan. Namun, mereka berpendapat hal itu disebabkan adanya pandemi Covid-19 dan sejumlah konflik di negara itu pada kala itu.
Organisasi pemantau pemilu itu mengatakan bahwa adanya “penyimpangan” itu artinya pemilihan 2020 tidak sebebas dan seadil pemilu sebelumnya pada tahun 2015.
Meskipun demikian, hasil pemilu telah mewakili suara rakyat, dan menunjukkan bahwa proses demokrasi di Myanmar melangkah maju, kata organisasi itu dalam kesimpulan laporannya.
Junta militer belum merespon laporan tersebut. Militer Myanmar sebelumnya mengatakan akan menggelar pemilu baru dalam kurun dua tahun.*