Hidayatullah.com — B’Tselem, kelompok hak asasi manusia ‘Israel’, menyatakan pada Rabu bahwa klaim ‘Israel’ tentang jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh ditembak oleh pejuang Palestina adalah “tidak benar.”
Kareem Jubran, juru bicara B’Tselem, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa organisasinya melakukan penelitian ekstensif pada video yang dirilis oleh ‘Israel’, yang mengklaim bahwa jurnalis itu ditembak oleh seorang pria bersenjata Palestina, seperti yang digambarkan dalam video, tidak sesuai ke lokasi di mana Shireen Abu Akleh ditembak dan dibunuh.
Komentar B’Tselem itu mereka tulis di utas ekstensif Twitter.
“(Video) dokumentasi tembakan (pejuang) Palestina yang dibagikan oleh militer ‘Israel’ tidak dapat menjadi tembakan yang menewaskan Jurnalis Shireen Abu Akleh,” ungkap Jubran.
B’Tselem akan melakukan penyelidikan komprehensif lainnya, lanjut Jubran.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengklaim bahwa pejuang Palestina kemungkinan besar berada di balik pembunuhannya.
Bennett mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa “Menurut informasi di tangan kami saat ini, ada kemungkinan besar bahwa orang-orang Palestina bersenjata, menembak dengan liar, menyebabkan kematian tragis jurnalis itu.”
Pada Rabu 11 Mei, seorang jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, 51, tewas saat mendokumentasikan serangan militer Israel di kota Jenin, Tepi Barat. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, jurnalis lain, Ali Al-Samoudi, tertembak di punggung.*