Hidayatullah.com—Pihak zionis-israel memperkirakan, aliansi strategis antara Kairo dan Tel Aviv akan memperkuat tekanan terhadap Gaza. Para jenderal Mesir tidak menyukai gerakan Hamas, seperti halnya kolega zionis mereka, demikian dikutip PIC.
Karena itu kedua pihak terus berkordinasi menekan Gaza, dan makin memperketat blokade Gaza, termasuk memperketat blokade di perlintasan Rafah, sehingga jalur barang menuju Gaza terutama untuk rekonstruksi mengalami hambatan besar.
Sebab utama kebekuan ini adalah sikap Kairo yang menekan Gaza, karena mereka tak memiliki kepentingan untuk mengurangi blokade terhadap Hamas, yang mereka tuduh berada di balik organisasi jihad di Sinai.
Beberapa hari mendatang, militer Mesir selesai menggusur rumah-rumah di sepanjang 500 meter di perbatasan Gaza, untuk membangun kawasan isolasi di Rafah, guna menutup semua terowongan yang menghubungkan dua kota Mesir dan Palestina.
Dalam konteks ini, para pengamat di Israel tengah mempelajari kedekatan hubungan antara Qatar dan Mesir, dan dampaknya terhadap lingkungan Palestina, terutama Hamas.
Kedekatan ini bisa berdampak baik bagi proyek rekonstruksi Gaza. Sementara Israel khawatir adanya realitas baru terkait kembalinya normalisasi antara Brigade Al-Qassam dan militer Iran, yang bisa menciptakan suasana baru di kawasan.
Beragam peristiwa terbaru berupa perubahan strategi bisa mengubah kendali “Israel” di kawasan.
Di samping berdampak baik bagi arah gerakan Hamas. Kecil kemungkinan jika Qatar membuat langkah yang bertentangan dengan Hamas, pasca kedekatan Qatar dengan Mesir.
Hal ini karena Presiden As-Sisi sebagai pihak yang mengajukan rekonsiliasi dengan Qatar, dan memberhentikan kepala intelijen Mesir, Muhammad al Tihami yang bersikap keras kepada Hamas.
Kedekatan hubungan antara Hamas dan Qatar tak akan mengganggu rezim Mesir.
Tujuan utama dari rezim Mesir adalah menghadapi gerakan Al Ikhwan al Muslimun. Sementara kedekatan Mesir dan Qatar tak akan mengurangi kerjasama Jenderal As Sisi dengan zionis-israel.
Sehingga kedepan, Mesir dan Israel bisa jadi lebih meningkat, dan kebijakan Mesir di Sinai sudah sesuai dengan kepentingan Israel. Capaian terbesar yang dilakukan As-Sisi adalah menutup terowongan yang menghubungkan Sinai dan Gaza.
Di lain pihak, Israel paham bahwa ketidaksukaan As-Sisi terhadap Hamas, membuat PM Benyamin Netanyahu menetapkan sejumlah syarat saat mengakhiri agresi militernya ke Gaza.*