Selama hujan akan panas jua, nampaknya peribahasa ini cocok dalam menggambarkan perjuangan Mohammed Abubakar untuk mengejar mimpinya.
Ia bermimpi untuk menjadi seorang pilot, namun pria asal Nigeria ini harus benar-benar memulai karirnya dari bawah, paling bawah lebih tepatnya.
Kala itu Abubakar muda, baru saja lulus sekolah menengah akhir, memiliki keinginan untuk melanjutkan belajar di Politeknik Kaduna. Namun sayang, di hari ujian masuk ia terlambat dan dinyatakan gagal.
Setelah gagal masuk Politeknik Kaduna, salah satu politeknik tertua di Nigeria, Abubakar memutuskan untuk bekerja sambilan sebagai pembersih pesawat di maskapai penerbangan Kobo Air.
Tidak banyak orang mau mengambil pekerjaan itu karena upah yang rendah. Namun, hal tersebut dilakukan Abubakar demi tetap dekat dengan mimpinya.
“Itu selama operasi Haji, dan saya mendapat N200 per hari, meskipun banyak yang percaya bahwa saya tidak akan melakukannya karena sedikit uang yang terlibat.
Saya kemudian dipekerjakan sebagai staf darat di maskapai penerbangan di Maiduguri. Melalui layanan saya di perusahaan, saya bekerja di hampir semua unit, kecuali keamanan. Itu sangat membantu saya di sektor penerbangan,” kata Abubakar kepada Daily Trust, Sabtu.
Dari pembersih pesawat, kemudian ia diangkat menjadi staf darat. Kemudian menjadi awak kabin. Delapan tahun kemudian menjadi pramugara.
Sebagai pramugara di Nigeria, gaji Abubakar bisa dibilang lebih besar daripada pilot. Namun, itu tidak membuat Abubakar menanggalkan mimpinya.
Ia memanfaatkan koneksinya selama bekerja sebagai pramugara untuk Aero Contractor untuk mendaftar program pelatihan pilot di Kanada hingga akhirnya mendapatkan lisensi pilot pribadi dan pilot komersial.
Menurut Abubakar, di Aero Contractors dia memberikan beberapa masukan, yang membuat Wakil Direktur Pelaksana perusahaan saat itu memperhatikannya.
“Setelah itu, kami mengembangkan hubungan kerja yang baik, dan dia meminta masukan saya tentang banyak hal,” katanya.
Abubakar mengisahkan kepada Daily Trust Saturday bahwa ketika dia menerima slip gaji pertamanya di Aero, dia terkejut, dan bahkan mencoba mengembalikannya, mengira itu bukan miliknya. “Ini karena gaji awal saya di Kabo Air adalah N17.000, dan yang saya terima di Aero adalah N170.000, jadi saya tidak percaya,” ceritanya.
Alih-alih mengadopsi gaya hidup mewah khas lingkungan penerbangan tersebut. Abubakar memutuskan untuk menabung dan berinvestasi.
“Saya mengikuti arisan dengan rekan-rekan saya, dan ketika giliran saya menerima dana yang terkumpul, ada sejumlah besar uang. Jadi, saya pergi ke direktur pelaksana dan meminta nasihatnya tentang impian saya untuk pelatihan sebagai pilot.
Dia sangat senang, dan mendukung saya. Begitulah cara saya berhasil mensponsori diri saya sendiri untuk lisensi pilot pribadi saya di Kanada, yang menandai lepas landas saya sebagai pilot pesawat,” kata Abubakar.
Ketika Abubakar kembali ke Nigeria setelah berhasil menyelesaikan pelatihannya, masalah mendapatkan lisensi pilot komersial muncul, dan dia tidak punya uang.
Jadi dia pergi untuk mendiskusikan dilemanya dengan wakil direktur pelaksana, dan perusahaan membantunya pergi ke Kanada untuk melatih lisensi pilot komersial.
Dia juga yang disponsori oleh perusahaan untuk mengikuti pelatihan rating tipenya di Kanada, yang membuatnya memenuhi syarat untuk menjadi pilot.
Setelah delapan tahun di Aero Contractors, Abubakar mendapat pekerjaan di Azman Air, sebagai pilot, dan telah bekerja di sana selama empat tahun.
Dia mengatakan kepada Daily Trust Sabtu bahwa jalan untuk mewujudkan mimpinya seringkali sulit, dan dia bahkan mempertimbangkan untuk berhenti. “Tapi saya bisa melewati badai, dan di sinilah kita hari ini,” katanya.
Abubakar membutuhkan waktu 24 tahun bekerja di bidang penerbangan, sejak menjadi pembersih pesawat bergaji 0,5 sen sehari, untuk mencapai mimpinya menjadi pilot. Hal yang sangat tidak terbayangkan bagi kita.
Kini, ia telah 4 tahun menjadi pilot dari Azman Air Services Limited, yang berbasis di Kano, Nigeria.
Mengapresiasi jalan hidup luar biasa Abubakar, Azman Air mengunggah postingan di Twitter yang menampilkan momen ketika ia mendapatkan promosi menjadi kapten pilot.
Kisah Abubakar menunjukkan kepada kita bagaimana ketekunan dan tekad dapat membuat mimpi menjadi kenyataan.*
Zaman Revolusi Media | Media lemah, da’wah lemah, ummat ikut lemah. Media kuat, da’wah kuat dan ummat ikut kuat
Langkah Nyata | Waqafkan sebagian harta kita untuk media, demi menjernihkan akal dan hati manusia
Yuk Ikut.. Waqaf Dakwah Media
Rekening Waqaf Media Hidayatullah:
BCA 128072.0000 Yayasan Baitul Maal Hidayatullah
BSI (Kode 451) 717.8181.879 Dompet Dakwah Media