Hidayatullah.com – Hari itu mungkin Tri Astuti Handayani menjadi wanita paling bahagia di dunia. Betapa tidak, perjuangan dan doanya yang tiada henti selama 24 tahun menjadi kenyataan.
Aan, begitu wanita kelahiran Banyuwangi ini biasa dipanggil, menikah dengan Thomas Setiabudi. Aan beragama Islam sedangkan Thomas pemeluk Katolik. Mereka menikah secara Islam.
Dalam perjalanannya Thomas balik kucing. Ia kembali ke agama lamanya. Ini modus yang kerap dipakai non Muslim saat menikahi muslimah. Saat menikah masuk Islam, setelah kembali ke agama lamanya.
Awalnya Aan tidak tahu Islam melarang pernikahan beda agama. Belakangan setelah rajin mengikui kajian Islam, ia sadar telah menabrak larangan itu. Ia kemudian memilih mempertahankan biduk keluarganya ketimbang bercerai. “Pertimbangan anak-anak,” katanya dikutip dari channel Youtube Hidayatullah Mualaf.
Thomas seorang Katolik yang taat. Setiap Minggu ia gereja. Namun secara verbal ia mengaku tidak pernah menarik istrinya ke dalam agamanya. Demikian juga Aan. “Saya tak punya keberanian untuk itu,” kata Aan.
Sebaik-baiknya menikah beda agama masih lebih baik menikah dengan seiman. Inilah perasaan terdalam Thomas dan Aan. “Saya kadang iri melihat orang ke gereja bersama pasangannya,” kata Thomas. “Dari luar baik-baik tapi di dalam hati menangis,” Aan menimpali. Hati Aan makin pedih ketika teman-temannya menyindir.
Walau secara verbal mereka tidak saling menarik agama pasangannya, dari hati yang terdalam ternyata mereka mendambakan pasangannya ikut agamanya. Dan masing-masing memperjuangkan itu. Bagaimana caranya dan bagaimana mereka menjalankan bahtera keluarga? Bagaimana pula dengan pendidikan agama ketiga anaknya?
Jawabannya ada di video ini: