Hidayatullah.com–Masuk musim panas tahun ini, turis mancanegara berbondong-bondong ke Dubai untuk menikmati berbagai paket wisata yang ditawarkan, termasuk berbelanja barang-barang bermerek terkenal kelas dunia dengan harga diskon. Tapi di antara para turis yang kebanyakan mencari kesenangan itu, ternyata ada turis mahasiswa yang justru ingin serius belajar bahasa internasional, terutama bahasa Arab.
Belajar bahasa Arab memberi mereka peluang untuk meniti karir dalam bidang hubungan internasional dan diplomatik di kawasan Timur Tengah. Pengetahuan bahasa Arab juga menjadi pintu gerbang memahami sejarah budaya dan seni Arab yang kaya.
“Dubai merupakan paduan yang sempurna antara kebudayaan moderen dan tradisional. Tinggal di sini memungkin saya untuk mengakses artefak-artefak budaya dari kesenian Suriah hingga budaya masyarakat Oman, tanpa harus mengunjungi tempat-tempat itu secara langsung,” kata Jannike Thiesen, mahasiswi bidang sejarah berusia 22 tahun asal Norwegia.
Thiesen sedang menghabiskan tiga pekan terakhirnya di Dubai, untuk melakukan riset tesisnya tentang seni Islam di kota-kota moderen. Dia juga mengambil program kursus bahasa Arab musim panas selama dua pekan.
Leslie Malouf memperpanjang kunjungannya di Dubai untuk mempelajari bahasa nenek moyangnya.
“Dua orang teman (keturunan Arab) ikut bersama saya dalam perjalanan ini. Kami memutuskan ke Dubai, karena di sini menggunakan dua bahasa, yang berarti aman bagi kami. Meskipun bahasa Arab kami lemah, orang masih bisa memahaminya,” kata mahasiswi generasi ketiga imigran Libanon di Amerika Serikat itu
“Saya memutuskan untuk mengambil bahasa Arab di tahun pertama kuliah. Saya selalu merasa terpisahkan dari warisan budaya, karena saya dibesarkan hanya berbahasa Inggris,” terang Leslie.
Setelah dua tahun mempelajari bahasa Arab, Leslie memutuskan untuk mendaftar masuk program intensif, di mana siswa menetap di sebuah kota yang sehari-hari menggunakan bahasa yang mereka pelajari.
“Itu bisa meningkatkan kefasihan dan merupakan cara terbaik mempelajari bahasa,” ujarnya.
Leslie bermimpi bisa pergi ke Beirut dan menjalin kembali hubungan dengan anak keturunan nenek moyangnya di sana.
Selain turis mahasiswa yang datang beramai-ramai ke Dubai untuk belajar bahasa Arab, ada pula yang mengunjungi kota itu untuk mempraktekkan bahasa Inggris yang dipelajarinya.
Mehmet Uygur tiba di Dubai awal Mei lalu untuk mengikuti kursus bahasa Inggris selama 12 pekan, sebelum memulai kuliahnya bulan September besok di Universitas Nottingham, Inggris.
“Di Turki, tidak terkecuali mereka yang belajar di tempat kursus bahasa Inggris menengah terbaik, menghadapi kendala psikologis untuk bicara dalam bahasa Inggris. Sebagian besar dari kami mencari-cari alasan untuk mempraktekkan bahasa itu, tapi tidak mudah untuk bisa fasih berbicara karena di Ankara semuanya tertulis dalam bahasa Turki. Sulit untuk bicara seperti orang aslinya,” papar Uygur.
Bagi Mehmet Uygur, Dubai menjadi tempat yang sempurna untuk mengisi liburan musim panas sambil mempraktekkan bahasa Inggris, sekaligus belajar bahasa keduanya yaitu Arab.
Lebih dari 150 siswa telah mendaftar di beberapa lembaga kursus yang ada di kota itu musim panas ini, mulai dari Eton Institute yang menawarkan program kursus singkat, hingga International House.
Menurut manajer pemasaran Eton, sektor wisata pendidikan di Dubai subur, karena biaya kursus yang relatif terjangkau dengan tingkat standar pendidikan yang tinggi.
Kebanyakan siswa yang belajar bahasa Inggris berasal dari negeri-negeri tetangga, khususnya Arab Saudi.
“Inggris adalah bahasa yang sangat penting untuk bisnis. Jika kamu mau mengukir namamu di dunia, kamu harus berpikir global dan berbicara dengan bahasa Inggris,” kata Said Al Qasim, pengusaha berusia 37 tahun asal Riyadh.
“Uni Emirat Arab menawarkan begitu banyak kesempatan bagi negara Teluk lainnya untuk belajar. Saya ingin dapat berbicara dalam bahasa Inggris dengan baik, supaya bisa membuka kursus bahasa Inggris di Saudi suatu hari nanti,” harap Al Qasim.
“Menurut saya, bidang pendidikan merupakan salah satu sektor di mana kami harus berinvestasi di dalamnya. Dan pendidikan bahasa merupakan bidang yang sedang berkembang yang harus kita garap,” tegasnya.
Program semi-intensif bahasa Arab atau Inggris selama 30 jam dalam waktu 2 pekan di International House biayanya 1.200 hingga 1.600 dirham. Di tempat itu Anda bisa belajar bahasa Inggris untuk bisnis atau percakapan.
Eton Institute menawarkan kursus aneka bahasa Internasional seperti Arab, Inggris, Jerman, Prancis dan Italia, untuk kelas musim panas. Biaya pendidikan 60 jam selama 3 pekan dikenai 2.250 dirham untuk 2 level. Waktu belajarnya dari hari Ahad hingga Kamis, setiap hari.
Liburan tidak berarti hanya menghabiskan waktu sia-sia, bukan?*