SALAH satu peninggalan menarik dari masa komunis di bekas wilayah Yugoslavia terletak di bawah tanah, sebuah bunker anti-nuklir di Bosnia-Herzegovina yang kini dibuka untuk publik.
Bunker nomor D-0 terletak di kota kecil Konjic, sekitar 50 kilometer arah baratdaya ibukota Sarajevo. Setelah melewati desa Kojicsi, perjalanan dilanjutkan menyusuri Sungai Neretva sejauh beberapa mil, lalu menyeberangi sebuah jembatan di mana ditemukan sebuah rumah dengan pagar pembatasnya. Dengan menunjukkan dokumen yang diperlukan, pengunjung bisa mendekati sebuah rumah lain, yang menutupi jalan masuk ke Atomska Ratna Komanda (ARK), bunker yang dibangun untuk Josip Broz Tito, mantan pemimpin Yugoslavia keturunan Kroasia yang dikenal sebagai diktator.
Berukuran besar, ARK dibangun mulai tahun 1953 sampai 1979, satu tahun sebelum kematian Tito. Bangunan tersebut diperuntukkan bagi seluruh pejabat tertinggi Yugoslavia dan keluarganya berlindung dari serangan nuklir. Terletak di lahan seluas 611 meter persegi dengan menggali gunung sedalam 300 meter, bangunan bunker dirancang memuat 350 orang dan dapat menahan serangan nuklir berkekuatan 25 kiloton, jauh lebih besar dari bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima, Jepang.
Selama proses pembangunan, tim pekerja sering diganti, sehingga tidak ada seorang pun yang mengetahui seluk-beluk bunker secara keseluruhan. Pekerja datang dengan kedua mata ditutup, agar lokasi bunker tidak diketahui.
Ketika pembangunannya selesai hanya 4 jenderal yang diperbolehkan masuk ke kompleks itu, ditambah 16 tentara penjaga yang bertugas melakukan perawatan. Sembilan di antara mereka orang Serbia dan tujuh lainnya keturunan Bosnia Kroasia.
Sebelum pecah perang di Bosnia menyusul runtuhnya Yugoslavia, orang-orang Serbia dan Kroasia melucuti perlengkapan militer yang ada ditempat itu dan memblokir sejumlah rute jalan menuju lokasi bunker.
Tahun 1992, menjelang perang Bosnia-Serbia, komandan militer tertinggi Serbia di Beograd memerintahkan agar bunker di Konjic itu dihancurkan. Namun, upaya itu digagalkan oleh para pejuang Muslim Bosnia. Sejak itu, bangunan berserta tanda, simbol, perabot dan perlengkapannya dilestarikan orang-orang Bosnia.
Jika mengunjungi bunker tersebut sekarang ini, kesan pertama yang tergambar adalah bangunan besar itu merupakan monumen era Tito. Pengunjung akan disambut dengan foto Tito dalam balutan seragam hitam lengkap dengan lencana warna keemasan dan sederet medali penghargaan.
Warga Bosnia masih menghormati Tito sebagai tokoh yang pernah memimpin mereka. Hal itu tergambar dari sebuah jalan di Sarajevo yang dinamai sesuai namanya. Duabelas tahun silam pemerintah pernah berencana mengganti nama jalan tersebut, tetapi justru memicu aksi unjuk rasa warga yang menuntut nama jalan itu tidak diubah.
Nama Tito juga dipakai di salah satu bar terkemuka di ibukota Sarajevo. Patung kepala Tito masih dipajang sebagai hiasan dan muncul di kalender, majalah, koran, perangko, koin, bahkan kantong gula.
Bunker di Konjic sekarang menjadi lokasi tetap pameran seni kontemporer dua tahun sekali. Turis umum dapat mengunjunginya setiap hari Senin, Rabu dan Jumat, tetapi tidak boleh sendirian dan harus tergabung dalam kelompok wisata.*