Hidayatullah.com– Dalam rangka meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, rumah sakit khusus mata di Kota Serang, Banten didirikan. RS tersebut berdiri di atas tanah wakaf dari keluarga Achmad Wardi yang diamanahkan kepada Badan Wakaf Indonesia sebagai nazhir, dan dikelola oleh Yayasan Dompet Dhuafa Republika, sehingga diberi nama Rumah Sakit Mata Achmad Wardi BWI-DD. RS ini termasuk kategori Rumah Sakit Khusus Kelas C.
RS Mata Achmad Wardi akan dibuka secara resmi oleh Menteri Kesehatan pada Sabtu, 21 April 2018, pukul 10.00 WIB. Maka, mulai Sabtu besok, rumah sakit ini akan menerima pasien sakit mata dari kalangan dhuafa maupun umum.
Sebelumnya, telah dilaksanakan soft launching pendirian rumah sakit pada 28 September 2017 dan pihak rumah sakit baru sebatas melaksanakan kegiatan sosial layanan kesehatan.
“Selama ini kontribusi wakaf sudah sangat banyak di bidang peribadatan dan pendidikan, melalui tanah-tanah wakaf untuk pembangunan masjid dan sekolah. BWI ingin kontribusi wakaf bagi pembangunan nasional di bidang kesehatan juga besar. Kalau bisa mayoritas rumah sakit di Indonesia adalah wakaf,” ujar Wakil Ketua BWI Yuli Yasin dalam siaran pers diterima hidayatullah.com, Jumat (20/04/2018).
“Berdasarkan Profil Kesehatan Pemerintah Daerah Banten hingga tahun 2016, di Kota Serang ini terdapat 9 (sembilan) rumah sakit. Tidak ada rumah sakit khusus mata satu pun,” tutur Yuli Yasin.
RS Mata Achmad Wardi bekerja sama dengan Klinik Mata Utama (KMU) dan merupakan rumah sakit khusus mata pertama di Kota Serang, dengan teknik operasi tanpa jahit dan menggunakan alat-alat medis terkini, dengan layanan unggulan ‘Vitreoretina” dan “ Cataract Centre”. Selain ini, RS Mata Achmad Wardi juga membuka Unit Gawat Darurat untuk pelayanan kesehatan umum.
“Klinik Mata Utama (KMU) berdiri tahun 2010 di Gresik, Jawa Timur. Saat ini, 8 tahun setelah berdiri, telah berkembang di 10 lokasi. Niat awal berdirinya KMU adalah untuk memberikan layanan terbaik bagi penderita gangguan mata, terutama katarak. Indonesia masih menjadi negara dengan penderita kebutaan yang tinggi. Sebagian besar disebabkan katarak yang terlambat ditangani,” ujar dr Uyik Unari, SpM sebagai Direktur Utama KMU.
Provinsi Banten tidak luput dari permasalahan jumlah penderita katarak yang setiap tahun terus meningkat. Dengan RS itu, coba ditekan angka penyebab katarak dan kebutaan, terutama pada masyarakat lapisan bawah.
“KMU memiliki tiga prinsip layanan, yakni professional, educational dan social, atau yang disingkat ProEduSocio. Oleh karena itu kami bergerak untuk bekerja sama,” tutup dr Uyik.
Ketiga institusi itu berharap dapat menciptakan sinergi yang positif bagi masyarakat di wilayah Serang maupun Provinsi Banten. Sinergi untuk memangkas kebutaan akibat katarak dan penyakit mata lainnya, terutama dari kalangan masyarakat lapisan bawah. Dengan demikian, semua warga negara Indonesia mempunyai hak dan akses yang setara atas layanan kesehatan.
Menurut Direktur Utama DD Filantropi, drg Imam Rulyawan, MARS, hadirnya RS Mata Achmad Wardi di Serang merupakan bagian dari tonggak sejarah karena untuk pertama kalinya nazir kedua institusi itu bekerja sama di bidang rumah sakit. “Ini menjadi momentum pengelolaan wakaf produktif di Indonesia yang memastikan amanah agar aset wakaf tersebut memberikan pahala sepanjang masa bagi orang yang berwakaf (wakif).”
Ia mengatakan, keberadaan RS Mata Achmad Wardi ditargetkan pada tahun 2018 dapat melayani 4.655 jiwa pasien, sementara sebanyak 175 penerima manfaat untuk jatah operasi katarak.
Hal ini tidak terlepas dari prevelansi penderita katarak mencapai 1,5 – 2 persen dari total jumlah penduduk dan memiliki taraf ekonomi bawah, kata Imam Rulyawan.*