Ketika kita mengalami peradangan dan memeriksakan diri, dokter biasanya akan meresepkan methylprednisolone, namun obat apa itu?
Hidayatullah.com — Peradangan atau inflamasi merupakan respons alami ketika sistem imun sedang aktif melindungi tubuh karena cedera dan infeksi. Meski merupakan bentuk mekanisme pertahanan tubuh, peradangan nyatanya dapat menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu aktivitas.
Anda bisa melakukan konsultasi dokter gratis online jika peradangan dirasa tidak kunjung membaik. Biasanya dokter akan meresepkan obat methylprednisolone untuk membantu mengobati peradangan.
Methylprednisolone obat apa itu? Methylprednisolone adalah obat anti peradangan yang termasuk dalam kategori obat keras, sehingga Anda perlu berhati-hati dalam penggunaannya. Lebih lanjut, berikut penjelasan mengenai obat methylprednisolone dari kegunaan hingga efek sampingnya.
Methylprednisolone Obat Apa?
Methylprednisolone merupakan obat yang ditujukan untuk membantu mengobati berbagai masalah peradangan, termasuk radang usus, radang sendi, lupus, asma, multiple sclerosis, dan psoriasis. Terkadang dokter juga meresepkan untuk mengobati beberapa jenis kanker dan kondisi:
- Reaksi alergi yang parah
- Gangguan kulit
- Gangguan darah
- Gangguan ginjal
- Gangguan tiroid
Saat tubuh merasakan tanda bahaya dari zat asing yang masuk ke dalam tubuh, sistem imun akan memproduksi senyawa sitokin untuk melindungi sel dan jaringan. Pada kadar normal, peradangan tidaklah berbahaya dan justru menjadi teman yang baik selama proses penyembuhan dengan menghilangkan jaringan yang rusak sehingga tubuh dapat menyembuhkan diri.
Namun, produksi sitokin berlebih dapat menimbulkan rasa nyeri yang disertai pembengkakan di area peradangan. Sehingga perlu mendapat perhatian khusus agar tidak memicu munculnya penyakit lain seperti peradangan kronis.
Methylprednisolone memiliki efek imunosupresif dan termasuk kelompok obat kortikosteroid atau obat yang memiliki kandungan hormon steroid sintesis. Methylprednisolone bekerja dengan cara menghambat kadar produksi senyawa sitokin berlebih agar peradangan tidak semakin memburuk.
Terdapat beberapa merek dagang methylprednisolone seperti Carmeson, Depo Medrol, Methylon, Metrison, Lameson, Hexilon, Cormetison, Meticon, Phadilon, dan Medixon.
Peringatan Sebelum Menggunakan Methylprednisolone
Sama seperti obat keras lainnya, methylprednisolone pun harus digunakan di bawah petunjuk dokter. Bagi Anda yang memiliki reaksi alergi terhadap bahan obat sejenis methylprednisolone, beritahukan kepada dokter untuk menggantinya dengan resep lain yang lebih aman.
Selain itu, beberapa kondisi berikut juga perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi methylprednisolone, yaitu:
- Beritahu dokter jika Anda tengah menderita penyakit hipertensi, diabetes, penyakit ginjal, osteoporosis, glaucoma, TBC, penyakit jantung, penyakit hati, katarak, herpes, atau penyakit tiroid.
- Beritahu dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit radang usus, gangguan pembekuan darah, depresi, tukak lambung, psikosis, multiple sclerosis, atau kejang.
- Beritahu dokter jika Anda hendak melakukan vaksinasi bersamaan dengan jalannya pengobatan menggunakan methylprednisolone.
- Beritahu dokter mengenai riwayat obat-obatan yang sedang atau belum lama dikonsumsi, termasuk suplemen dan obat herbal tertentu.
- Beritahu dokter jika Anda sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, atau menyusui.
Apakah Methylprednisolone Aman untuk Ibu Hamil?
Penggunaan methylprednisolone bagi ibu hamil dan menyusui perlu dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter. Karena methylprednisolone termasuk dalam kategori C bagi ibu hamil dan menyusui.
Artinya, studi pada binatang menunjukkan kandungan methylprednisolone memiliki efek samping berbahaya pada janin. Sementara studi terkontrol pada wanita hamil masih sangat minim. Sehingga pemberian methylprednisolone untuk ibu hamil oleh dokter disesuaikan apabila manfaatnya lebih besar daripada risikonya terhadap janin.
Lalu, bagi ibu menyusui, kandungan methylprednisolone dapat terserap ke dalam ASI. Oleh karena itu, ibu hamil tidak boleh menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter.
Dosis dan Aturan Pakai Methylprednisolone
Methylprednisolone tersedia dalam dua bentuk yaitu tablet dosis 4 mg, 8 mg, dan 16mg; dan juga bentuk suntik yang terdiri dari methylprednisolone acetate dan methylprednisolone sodium succinate.
Pemberian dosis methylprednisolone oleh dokter disesuaikan dengan kondisi kesehatan, tingkat keparahan peradangan, juga berat badan pasien. Adapun dosis dan aturan pakai methylprednisolone secara umum berdasarkan bentuk sediaan obat dan tujuan penggunaannya, yaitu:
- Sediaan tablet
- Untuk mengatasi peradangan pada kondisi tertentu, termasuk multiple sclerosis dan lupus
Dewasa: dosis 2-60 mg per hari yang dibagi menjadi 1-4 kali jadwal konsumsi, dapat disesuaikan dengan kondisi penyakit yang sedang diobati.
- Untuk meredakan reaksi alergi
Dewasa: berikan 4-24 mg per hari untuk 1-4 kali pemberian.
- Sediaan suntik yang diberikan melalui pembuluh darah vena (IV/intravena)
- Untuk meredakan peradangan
Dewasa: berikan methylprednisolone sodium succinate sebanyak 10-500 mg per hari. Dosis <250 mg dapat diberikan melalui suntikan selama 5 menit. Dosis >250 mg dapat diberikan melalui suntikan selama minimal 30 menit.
Anak-anak: berikan dosis 0,5-1,7 mg/kgBB per hari.
- Untuk meredakan status asmatikus atau asma berat
Dewasa: berikan methylprednisolone sodium succinate sebanyak 40 mg, dapat dikurangi dengan memperhatikan kondisi pasien
Anak-anak: berikan methylprednisolone sodium succinate selama 1-3 hari sebanyak 1-4 mg/kgBB per hari.
Cara Menggunakan Methylprednisolone yang Benar
Penggunaan obat methylprednisolone tablet sebaiknya didahului dengan makan berat untuk mencegah maag atau gangguan lambung lainnya. Konsumsi dengan bantuan air putih, langsung telan tablet secara utuh.
Sementara untuk methylprednisolone suntik diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis untuk menghindari kesalahan pemberian injeksi. Obat ini dapat disuntikkan melalui pembuluh darah, otot, sendi, atau ke area kulit yang sakit.
Interaksi dengan Obat Lain
Methylprednisolone tidak dianjurkan dikonsumsi bersamaan dengan ciclosporin, amphotericin B atau diuretik, digoxin, dan warfarin. Karena bisa memicu timbulnya penyakit lain.
Efek Samping Methylprednisolone
Anda mungkin akan merasakan efek samping di bawah ini selama menggunakan methylprednisolone:
- Pusing
- Perut kembung
- Nyeri otot
- Sulit tidur
- Maag
- Muncul jerawat
- Pembengkakan di pergelangan kaki atau tangan karena adanya penumpukan cairan
- Suasana hati berubah-ubah
- Nafsu makan menurun
Segera hubungi dokter apabila efek samping tidak kunjung reda dalam beberapa hari, atau justru semakin memburuk.