Hidayatullah.com | SEORANG atlet, baik pemula maupun profesional, dituntut untuk selalu disiplin dalam bidang olahraga yang diikuti. Misalnya terkait peraturan di lapangan, peralatan yang standard, safety (keamanan), maupun jadwal latihan dan kesiapan tubuh.
Karena hal di atas, maka terkadang para pelatih mempunyai syarat yang ketat dalam memilih murid. Harus dicermati betul, baik kesiapan materi maupun jasmani.
TV National Geographic Abu Dhabi pernah menayangkan audisi calon atlet akrobatik dan wushu di China. Sang guru mengamati dengan teliti postur tubuh, struktur tulang, gaya berjalan, dan ketahanan fisik calon murid. Benar-benar detail. Alhasil, negeri tirai bambu tersebut selalu menduduki peringkat teratas di berbagai bidang olahraga tingkat dunia.
Adab Memanah
Seorang Muslim yang hendak berlatih panah, hendaknya benar-benar tahu adab dan peraturan dalam olahraga ini. Bukanlah sekadar karena dipilih sebagai murid oleh seorang pelatih, melainkan harus dilandasi motivasi Rasulullah ﷺ dan para sahabat. Bukan postur tubuh atau fisik kurang ideal yang membatasinya, tapi api perjuangan dari Perang Badar, Uhud, dan Khandaq-lah yang memantik semangatnya.
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan dalam kitab Furusiyah mengenai adab yang harus dipegang teguh oleh seorang pemanah. Secara ringkas adalah sebagai berikut:
Ketika Menuju Lapangan
- Niatkan untuk mengamalkan Sunnah Nabi ﷺ , menghidupkan syiar dari olahraga nabawi, dan niat untuk berkumpul dengan orang-orang shalih.
Dalam Hadits qudsi, Allah SWT berfirman:
إنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ،
“Sesungguhnya Allah mencatat amal perbuatan yang baik maupun yang buruk. Maka barangsiapa yang mempunyai keinginan untuk berbuat baik dan belum terlaksana, sungguh Allah mencatat di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan jika ia (berniat) ingin berbuat amal shalih dan bisa mengerjakannya, maka sungguh Allah mencatat amal tersebut di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai 700 kebaikan dan kelipatannya yang amat banyak.”
- Agar Allah melipatgandakan pahala-Nya, kita bisa menggabungnya dengan amal shalih yang lain. Misalnya berwudhu dan terus menjaga diri dalam keadaan suci, karena tempat yang akan dituju adalah salah satu dari taman-taman Surga.
- Sempurnakan dengan shalat dua rakaat. Berdoalah seperti doa Rasulullah ﷺ untuk Ali bin Abi Thalib dan Sa’ad RA, beliau bersabda: “Mintalah kepada Allah ‘Azza wa Jalla petunjuk dan kelurusan, ya Allah kabulkanlah doanya dan tepatkanlah tembakannya.”
Dengan demikian, kepergian ke tempat latihan sejatinya adalah bagian dari ibadah dan mencari ilmu. Bukan sekadar permainan sia-sia dan kesenangan yang melalaikan.
Tiba di Lapangan
Setelah tiba di lapangan, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan, antara lain:
– Masuklah ke lapangan dengan mengucapkan salam
– Letakkan peralatan di tempat yang layak dan bersih
– Sunnah bersiwak atau memakai wewangian, karena yang turut hadir di situ tidak saja manusia tetapi malaikat pun turut mendoakan dan menyaksikan. Bahkan mereka tidak pernah menghadiri permainan apapun kecuali panahan. Oleh karena itu, sebaiknya para pemanah mengerti dan memahami kehadiran mereka dengan memuliakan kedudukannya
– Jangan “mengusik” kunjungan makhluk Allah SWT itu dengan hal-hal yang haram seperti merokok, mengghibah, mengumpat, mencela, mentertawakan, dan berkata kasar lagi jorok. Jika ada kawan yang melakukan hal-hal seperti itu, maka nasihatilah. Jika tetap melakukannya, maka keluarkanlah dari lapangan, agar rahmat dan keberkahan Allah tidak hilang dari tempat tersebut.
Bersiap Latihan
Sebelum latihan dimulai, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
– Telitilah alat-alat panah
– Sebelum memasang tali busur, periksalah dari ujung atas sampai bawah. Cermati keadaan siyah dan sendi-sendi busur. Jika ada yang bengkok, terlihat guratan, atau ada yang tidak seimbang, hendaknya jangan digunakan.
– Telitilah anak panah. Perlu diseleksi mana anak panah yang layak untuk ditembakkan dan mana yang tidak. Periksa kondisinya, satu per satu diraba dengan jempol dan telunjuk tangan, dari ujung hingga pangkal. Tarik perlahan-lahan dengan gerakan memutar dan mengikuti alur supaya dapat diketahui bagian yang retak, pecah, dan yang bengkok.
Bersiap Menembak
Ketika datang giliran untuk menembak, maka perlu memperhatikan adab antara lain sebagai berikut:
- Bacalah Basmalah
- Ambillah sikap memanah
- Singsingkan lengan baju
- Fokuskan penglihatan kepada target yang hendak dibidik
- Pegang busur dengan tangan kiri dan anak panah dengan tangan kanan
- Usahakan mengambil anak panah tanpa melihatnya, kemudian pasangkan tepat pada tempatnya. Pastikan benar-benar sudah masuk dengan benar
- Sebelum mulai menarik busur, rendahkanlah hati. Ikhlaskan niat, bersikaplah santai, dan mintalah pertolongan kepada Dzat Yang Mahakuat
- Tariklah nafas seiring dengan menarik tali busur
- Jika anak panah dan anggota tubuh telah sampai pada batas titik tarikan (drawing), diamkan sejenak
- Kemudian lepaskanlah.
Setelah Menembak
Anak panah itupun meluncur menuju target. Tidak berarti bahwa segalanya telah selesai, sebab masih ada beberapa adab yang perlu diperhatikan demi menyempurnakan olahraga sunnah ini:
- Perhatikanlah dimana anak panah menancap
- Jika anak panah melaju lurus, maka pertahankanlah teknik dan sikap menembak tadi. Ingatlah selalu sikap dan teknik tersebut setiap kali hendak memanah
- Jika anak panah keluar jalur, misal menyamping ke kanan atau kiri, terlalu menukik ke atas atau bawah, maka segera koreksilah. Apakah penyebabnya dari diri si pemanah (cara memegang, mengunci, membidik, dan melepaskan), atau alat panahan (busur dan anak panah), atau karena hembusan angin dan guyuran hujan
- Jangan sekali-kali mencaci busur atau anak panah, atau menyalahkan kondisi alam (angin dan hujan), atau karena waktu latihan. Terlebih lagi sampai mencaci diri sendiri atau pelatih, karena yang demikian termasuk kezhaliman dan memicu permusuhan
- Jika belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan, jangan bersedih, merasa lemah, atau putus asa sehingga sampai membenci olahraga ini. Bersabarlah, karena sungguh malaikat akan terus mendoakan dan tidak pernah jemu. Yakinilah bahwa meleset dari target adalah pendahuluan ketepatan dalam tembakan yang akan didapatkan melalui kesabaran dan ikhtiar.
Firman Allah SWT:
وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ رَمَى
“Dan sungguh bukanlah kamu yang menembak ketika kamu menembak, melainkan Allah-lah yang melempar.” (al-Anfal [8]: 17).*/Iqbal Azhar Azis, Pembina Solo Berkuda (Suara Hidayatullah)