Hidayatullah.com–Ada bukti bahwa beberapa bagian permukaan Venus bergerak mirip dengan Bumi, kata para ilmuwan. Laporan itu juga mengatakan bahwa para ilmuwan menggunakan data yang dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa Magellan NASA, mulai tahun 1989 dan berjalan hingga 1994, untuk dapat menguraikan struktur permukaan planet tersebut.
“Kami telah mengidentifikasi pola deformasi tektonik yang sebelumnya tidak dikenali di Venus, pola yang didorong oleh gerakan interior seperti di Bumi,” kata Paul Byrne, seorang profesor dari North Carolina State University, menurut penyiar Inggris BBC. “Meskipun berbeda dari tektonik yang kita lihat saat ini di Bumi, itu masih merupakan bukti gerakan interior yang diekspresikan di permukaan planet,” tambah Byrne.
Para peneliti menamai struktur permukaan ini sebagai “campi,” dari bahasa Latin untuk “lapangan”, “kampus,” lapor BBC. “Secara tradisional, litosfer Venus – lapisan luarnya yang berbatu – dianggap berada dalam satu bagian yang berkesinambungan, berbeda dengan Bumi, yang terpecah menjadi mosaik lempeng tektonik bergerak,” tambah laporan itu dikutip Anadolu.
Namun, BBC melaporkan bahwa menurut temuan yang diterbitkan oleh jurnal PNAS (Proceeding of the National Academy of Sciences), “Litosfer Venus sebenarnya memiliki beberapa tingkat mobilitas – meskipun tidak sedekat Bumi.”
“Hasil model komputer menunjukkan batuan cair – magma – yang bergolak di bawah kerak dapat menghasilkan ketegangan, rekahan, dan distorsi yang terlihat pada gambar permukaan Magellan,” tambah laporan itu. “Jadi aktivitas tektonik Venus mungkin mirip dengan yang ada di Bumi awal, selama Archean Eon, antara 4 miliar dan 2,5 miliar tahun yang lalu, ketika aliran panas di dalam planet lebih tinggi dan litosfer lebih tipis,” tambah laporan itu.
Menurut penelitian, balok-balok tersebut – sepanjang 100-1.000 kilometer (620 mil) – juga menyerupai kerak bumi di cekungan Tarim dan Sichuan China serta cekungan Amadeus Australia ditambah Bohemian Massif yang mendasari sebagian besar Republik Ceko. Salah satu penulis artikel tersebut adalah Celal Sengor, seorang insinyur geofisika terkemuka dari Universitas Teknik Istanbul, yang juga merupakan anggota National Academy of Sciences, salah satu institusi sains paling terkemuka di dunia.*